Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Inggris Rishi Sunak Menghadap Raja Charles III, Janji Perbaiki Kesalahan Pendahulu

Kompas.com - 25/10/2022, 19:57 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber CNN

Dia pun menyebut waktunya di pemerintahan sebagai "kehormatan besar," kemudian menambahkan bahwa "hari-hari yang lebih cerah ada di depan."

Baca juga: Kehidupan Sempurna PM Inggris Rishi Sunak: Brilian Saat Kuliah, Nikahi Istri Kaya Raya, Moncer Karier Politiknya

“Kita tidak bisa menjadi negara dengan pertumbuhan rendah, di mana pemerintah mengambil bagian yang besar (mengelola) kekayaan nasional, dan di mana ada kesenjangan besar antara berbagai bagian negara kita,” kata Truss tentang ekonomi sebagaimana dilansir CNN.

“Kita perlu memanfaatkan kebebasan Brexit kita untuk melakukan berbagai hal secara berbeda. Ini berarti memberikan lebih banyak kebebasan bagi warga negara kita sendiri dan memulihkan kekuasaan ke lembaga-lembaga demokrasi.”

Truss mengakhiri dengan harapan agar Sunak memberikan “setiap kesuksesannya untuk kebaikan negara kita.”

Tantangan PM Inggris baru

Perubahan pemerintahan Inggris pada Selasa (25/10/2022) adalah perubahan haluan yang menakjubkan, mengingat pengunduran diri Sunak sebagai menteri keuangan sebelumnya berperan penting dalam menjatuhkan pemerintah Boris Johnson awal tahun ini.

Sunak setelah itu kalah dalam perlombaan kepemimpinan musim panas, membuat ambisinya untuk peran politik tertinggi di Inggris tampak telah berakhir.

Namun, ketika jabatan perdana menteri Truss runtuh minggu lalu, Sunak dengan cepat menjadi pelopor untuk mengambil alih partai sekali lagi.

Baca juga: Didukung Banyak Pihak, PM Baru Inggris Rishi Sunak Bebas Memilih Kabinet

Pria 42 tahun itu kini berhasil menempati posisi puncak pemerintahan, tapi dengan banyak tantangan terutama untuk membawa Inggris keluar dari krisis.

Partainya sendiri terpecah dan kalah dari partai oposisi Partai Buruh dalam jajak pendapat, setelah empat bulan kekacauan politik dan kekacauan pasar keuangan.

Pada saat yang sama, Inggris menghadapi krisis ekonomi besar, dengan banyak ekonom percaya kerajaan itu sudah dalam resesi.

Belum lagi kecaman keras datang politisi oposisi, yang menyerukan pemilihan umum segera.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com