Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanksi Dinilai Tak Berdasar, Iran Sebut Barat Harus Minta Maaf

Kompas.com - 19/10/2022, 21:15 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa meninggalnya Mahsa Amini dan kerusuhan di Iran yang jadi topik utama berbagai media massa akhir-akhir ini ditanggapi serius pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Islam Iran di Jakarta.

Dalam rilis pers yang diterima Kompas.com Rabu (19/10/2022), peristiwa meninggalnya Mahsa Amini adalah hal yang penting bagi bangsa dan pemerintah Iran.

Iran juga menyebut Barat dan Israel ada di balik kerusuhan akibat protes kematian Mahsa Amini.

Tak hanya itu, Kedubes Iran menyebut bahwa Barat, yang sering menilai Iran melanggar hak asasi, selama ini juga melanggar hak Iran.

Baca juga: Iran Tuding Ada Tangan Barat di Balik Kerusuhan dan Protes Mahsa Amini

"Selama empat dekade terakhir, rakyat Iran telah mengalami pelanggaran berat hak asasi
manusia oleh pihak Barat dengan cara yang paling kejam," ungkapnya.

"Pengenaan sanksi kejam
sepihak oleh Amerika Serikat dan 17 ribu korban teror akibat aksi teroris kelompok-kelompok yang kini tinggal di safe havens Amerika dan Eropa hanyalah dua contoh utamanya," tambahnya.

Karena itu Iran menyebut, negara-negara yang berada di garis depan dalam merencanakan atau menerapkan sanksi dan mendukung kelompok teroris, harus meminta maaf dan memperbaiki perilakunya.

"Dengan sudah jelasnya bahwa meninggalnya Mahsa Amini tidak terjadi karena tuduhan
pemukulan, maka sikap, posisi dan perilaku, AS, rezim ziois yang memprovokasi dan menciptakan kerusuhan di Iran akan kami bawa ke pengadilan. Kami akan memperjuangkan hak-hak masyarakat kami," ungkapnya.

Baca juga: Pernyataan Resmi Iran Terkait Penyebab Kematian Mahsa Amini: Bukan Pukulan

Republik Islam Iran berkomitmen melindungi hak-hak dasar dan kebebasan rakyatnya, sesuai dengan hukum dan tata tertib yang berlaku serta secara serius akan menindaklanjuti setiap pelanggaran maupun pembatasan HAM masyarakatnya.

Menanggapi sanksi Uni Eropa yang terjadi baru-baru ini, Iran juga menyebut bahwa Uni Eropa kembali melakukan kesalahan kalkulasi.

Baca juga: Atlet Panjang Tebing Iran Kembali ke Negaranya Setelah Bertanding Tanpa Jilbab di Korsel, Nasibnya Dipertanyakan

"Mereka mengambil tindakan tidak konstruktif berdasarkan banyak informasi palsu dengan menjatuhkan sanksi yang tidak efektif terhadap Iran," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com