Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pernyataan Resmi Iran Terkait Penyebab Kematian Mahsa Amini: Bukan Pukulan

Kompas.com - 19/10/2022, 19:15 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Tito Hilmawan Reditya

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa meninggalnya Mahsa Amini dan kerusuhan di Iran yang jadi topik utama berbagai media massa akhir-akhir ini ditanggapi serius pihak Kedutaan Besar (Kedubes) Republik Islam Iran di Jakarta.

Dalam rilis pers yang diterima Kompas.com pada Rabu (19/10/2022), peristiwa meninggalnya Mahsa Amini adalah hal yang menyedihkan bagi bangsa dan pemerintah Iran.

Investigasi berkaitan dengan insiden ini terus dilakukan tim gabungan kepolisian forensik dengan beberapa dokter senior dan ahli dari berbagai bidang.

Baca juga: Atlet Panjang Tebing Iran Kembali ke Negaranya Setelah Bertanding Tanpa Jilbab di Korsel, Nasibnya Dipertanyakan

"Pada tanggal 7 Oktober 2022, Organisasi Kedokteran Forensik Iran menjelaskan penyebab kematian Mahsa Amini," tulis rilis tersebut.

"Kematian bukan disebabkan pukulan di kepala atau organ vital dan anggota tubuh lainnya melainkan hipoksia serebral," tambah keterangan Kedubes Iran untuk Indonesia.

Hipoksia serebral sendiri adalah gangguan irama jantung mendadak, penurunan tekanan
darah dan kehilangan kesadaran, serta kekurangan oksigen ke otak.

Iran menegaskan terus menerapkan transparansi dan keadilan, yang jadi pendekatan utamanya dalam menangani insiden itu.

Kedubes Iran di Jakarta menegaskan, organisasi Kedokteran Forensik di negara mana pun adalah lembaga yang paling kompeten dan terspesialisasi untuk mengeluarkan pendapat tentang masalah seperti penyebab kematian.

Baca juga:

Sayangnya, kata mereka, beberapa mekanisme hak asasi manusia (HAM) dan beberapa negara telah berprasangka dan menghakimi sejak awal dan telah membuat pernyataan tentang pemukulan dan kekerasan pada bagian kepala Mahsa Amini.

"Meski sejak hari-hari pertama kejadian ini, sudah jelas bahwa tidak ada unsur pemukulan maupun kekerasan apa pun. Kini dengan adanya pernyataan dari Organisasi Kedokteran Forensik, sangat diharapkan bahwa mereka akan segera memperbaiki kesalahan ini," ungkap Kedubes Iran.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com