Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Ebola Makin Ganas, Uganda Lockdown 2 Distrik

Kompas.com - 16/10/2022, 17:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

KAMPALA, KOMPAS.com – Dua distrik di Uganda di-lockdown selama tiga pekan akibat merebaknya wabah Ebola yang makin ganas.

Kedua distrik tersebut adalah Mubende dan Kassanda. Selama lockdown, jam malam diterapkan serta bar, klub malam, tempat ibadah, dan tempat hiburan ditutup.

Dilansir BBC, Minggu (16/10/2022), wabah Ebola terbaru menewaskan 19 orang dari 58 kasus yang tercatat.

Baca juga: Wabah Ebola di Uganda: Kematian Pertama Dilaporkan di Ibu Kota Kampala

Akan tetapi, jumlah kematian dan kasus sebenarnya mungkin lebih tinggi.

Wabah Ebola terbaru terjadi pada awal September di Mubende, sekitar 80 Kilometer (Km) dari Kampala, yang merupakan ibu kota Uganda.

Sebelumnya, Presiden Uganda Yoweri Museveni menyatakan bahwa penerapan lockdown belum perlu dilakukan.

Dia menyampaikan bahwa Ebola bukan virus yang ditularkan melalui udara sehingga tidak memerlukan tindakan yang sama seperti Covid-19.

Namun pada Sabtu (15/10/2022) dia berubah pikiran dan menghentikan semua pergerakan masuk dan keluar dari distrik Mubende dan Kassanda selama 21 hari.

Baca juga: Wabah Ebola di Uganda Terus Berkembang, Petugas Kesehatan Mulai Terjangkit dan Tewas

Truk kargo masih akan diizinkan masuk dan keluar dari area tersebut, tetapi semua transportasi lainnya akan dihentikan.

"Ini adalah tindakan sementara untuk mengendalikan penyebaran Ebola," kata Museveni dalam pidato yang disiarkan televisi.

"Kita semua harus bekerja sama dengan pihak berwenang sehingga kita mengakhiri wabah ini dalam waktu sesingkat mungkin," sambung Museveni.

Museveni juga telah memerintahkan polisi untuk menangkap siapa pun yang dicurigai terinfeksi virus Ebola yang menolak untuk diisolasi.

Dia juga melarang dukun untuk mencoba menyembuhkan pasien Ebola. Dalam wabah sebelumnya, para dukun dikaitkan dengan klaster penyebaran Ebola.

Baca juga: Dokter Meninggal Akibat Ebola di Uganda, Petugas Kesehatan Pertama yang Tewas

Kematian pertama yang tercatat dalam wabah saat ini adalah seorang pria berusia 24 tahun di Mubende. Setelah itu, enam anggota keluarganya juga meninggal.

Wabah Ebola kemudian mencapai Kampala, dengan satu kematian tercatat pada Oktober.

Akan tetapi, para pejabat kesehatan mengatakan kota itu masih bebas virus dengan alasan korban yang meninggal di Kampala melakukan perjalanan dari Mubende.

Wabah terbaru ini makin ganas akibatstrain yang berasal dari Sudan, yang sampai saat ini belum ada vaksinnya.

Baca juga: Wabah Ebola Sudan Muncul Kembali di Uganda, Catat 7 Kasus dan 1 Kematian

Strain dari Zaire, yang menewaskan 11.000 orang dalam wabah Ebola di Afrika Barat pada 2013 hingga 2016 sudah ada vaksinnya.

Ebola menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau bahan yang terkontaminasi.

Beberapa gejalanya termasuk muntah, diare, dan dalam beberapa kasus pendarahan internal atau eksternal.

Masa inkubasi dapat berlangsung dari dua hari hingga tiga pekan, dan virus dapat dikaitkan dengan penyakit lain seperti malaria dan tipus.

Baca juga: Kongo Investigasi Kemungkinan Kasus Ebola dari Wanita yang Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com