Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Ebola Sudan Muncul Kembali di Uganda, Catat 7 Kasus dan 1 Kematian

Kompas.com - 23/09/2022, 13:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KAMPALA, KOMPAS.com - Uganda telah mengkonfirmasi tujuh kasus Ebola termasuk pada seorang pria yang meninggal minggu ini.

Dilansir Reuters, tujuh kematian lainnya juga sedang diselidiki sebagai dugaan kasus strain yang belum memiliki vaksinnya oleh pihak berwenang, kata para pejabat pada Kamis (22/9/2022).

Pria 24 tahun yang meninggal itu mengalami demam tinggi, diare dan sakit perut, serta muntah darah.

Baca juga: Kongo Investigasi Kemungkinan Kasus Ebola dari Wanita yang Meninggal

Setelah awalnya dirawat karena malaria, ia didiagnosis mengidap virus Ebola jenis Sudan.

“Sampai hari ini, kami memiliki tujuh kasus yang dikonfirmasi, di antaranya kami memiliki satu kematian yang dikonfirmasi,” Kyobe Henry Bbosa, komandan insiden Ebola di Kementerian Kesehatan Uganda, mengatakan pada sebuah pengarahan.

"Tetapi kami juga memiliki tujuh kemungkinan kasus yang meninggal sebelum konfirmasi wabah," tambahnya.

Bbosa mengatakan penyelidikan mereka belum menemukan kasus indeks atau "pasien nol" tetapi mengatakan wabah itu tampaknya telah dimulai sekitar awal September.

Saat itu disebut bahwa orang mulai sekarat di sebuah desa kecil di distrik Mubende di Uganda tengah.

Baca juga: Kasus Ebola Ketiga Muncul di Barat Laut Republik Demokratik Kongo, 444 Kontak Dipantau Ketat

Uganda terakhir melaporkan wabah jenis Ebola Sudan pada tahun 2012.

Strain ini kurang menular daripada Ebola Zaire, Patrick Otim, petugas darurat kesehatan di Kantor Regional Organisasi Kesehatan Dunia untuk Afrika mengatakan pada briefing, menambahkan bahwa wabah itu memiliki tingkat kematian yang lebih rendah dibanding sebelumnya.

Namun, Otim mengatakan strain Sudan merupakan ancaman yang lebih besar karena dunia belum memiliki vaksin untuk itu seperti halnya strain Zaire.

Baca juga: 5 Bulan Hilang, Kasus Ebola Muncul Lagi di Kongo

"Jadi sangat, sangat penting bahwa pada titik ini kita memperlakukan wabah ini sebagai hal yang serius karena kita mungkin tidak memiliki keuntungan yang kita peroleh dalam hal kemajuan dalam penanggulangan medis," katanya.

Mubende terletak di jalan raya yang dimulai dari ibu kota Kampala, menghubungkan Uganda ke Republik Demokratik Kongo, dan Otim mengatakan ini berarti ada ancaman penularan lintas batas.

Pada tahun 2019, Uganda mengalami wabah Ebola Zaire.

Baca juga: Afrika Barat Hadapi Ancaman 3 Wabah Virus Sekaligus: Covid-19, Ebola, dan Marburg

Virus itu diimpor dari negara tetangga Kongo yang sedang berjuang melawan epidemi besar di wilayah timur lautnya.

Pada bulan Agustus, kasus baru virus Ebola dikonfirmasi di kota Beni di Kongo timur.

Baca juga: Kasus Penyakit Ebola Muncul Lagi di Pantai Gading Setelah 1994

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com