Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Ebola di Uganda: Kematian Pertama Dilaporkan di Ibu Kota Kampala

Kompas.com - 12/10/2022, 21:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

KAMPALA, KOMPAS.com - Laporan terbaru terkait wabah ebola di Uganda melaporkan kematian pertama pasien yang terjangkit virus tersebut di ibu kota Kampara, Kementerian kesehatan mengkonfirmasi.

Sejauh ini dia adalah korban ke-19 dalam wabah virus ebola yang mematikan di Uganda, tetapi adalah kasus pertama yang meninggal di Kampala.

Ada 54 kasus yang dikonfirmasi di Uganda, namun tidak ada kasus lain yang tercatat di Ibu Kota.

Baca juga: Wabah Ebola di Uganda Terus Berkembang, Petugas Kesehatan Mulai Terjangkit dan Tewas

Dua puluh orang telah pulih termasuk lima petugas medis dari rumah sakit pertama tempat sebuah kasus dirawat. Mereka dipulangkan pada Selasa (11/10/2022).

Orang yang meninggal di Kampala itu sudah diketahui pihak berwenang berpotensi melakukan kontak dengan virus tersebut.

Dia dari luar kota tapi Menteri Kesehatan Dr Jane Ruth Aceng mengatakan pria itu kabur dari desanya, menyamarkan identitasnya dan mengunjungi dukun di daerah yang berbeda.

Dia meninggal di Rumah Sakit Rujukan Nasional Kiruddu Jumat (7/10/2022) lalu, tetapi kematiannya baru saja dikonfirmasi.

Dr Aceng mengatakan, tim yang merawatnya waspada terhadap bahaya dan telah melindungi diri, karena pasien tiba di rumah sakit dalam keadaan sakit parah.

Baca juga: Dokter Meninggal Akibat Ebola di Uganda, Petugas Kesehatan Pertama yang Tewas

Empat puluh dua orang yang mungkin berhubungan dengannya telah diidentifikasi dan sedang ditindaklanjuti.

Ebola menyebar di antara manusia melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dan lingkungan yang terkontaminasi. Pemakaman bisa menjadi risiko khusus, jika pelayat melakukan kontak langsung dengan jenazah.

Dr Aceng menambahkan bahwa saat ini tidak ada kasus Ebola lain yang dikonfirmasi di Kampala, meskipun kota dan kabupaten sekitarnya dianggap berisiko tinggi.

Wabah Ebola di Uganda dimulai pada September di distrik Mubende, 80 kilometer barat ibu kota.

Seorang pria berusia 24 tahun menjadi pasien pertama yang diketahui meninggal karena Ebola, dan enam anggota keluarganya juga meninggal.

Empat petugas kesehatan juga termasuk di antara para korban, termasuk seorang dokter dari Tanzania.

Baca juga: Wabah Ebola Sudan Muncul Kembali di Uganda, Catat 7 Kasus dan 1 Kematian

Petugas medis sebelumnya menyatakan keprihatinan tentang kurangnya alat pelindung diri (APD) yang memadai seperti sarung tangan dan masker. Mereka juga menyerukan agar Mubende dikarantina.

Namun, Presiden Yoweri Museveni mengesampingkan pembatasan, dengan mengatakan: "Ebola tidak menyebar seperti (virus) corona" karena ini bukan penyakit yang ditularkan melalui udara.

Belum ada vaksin Ebola yang efektif, karena strain Sudan yang beredar di Uganda tengah saat ini berbeda dengan strain Zaire yang menyerang Afrika Barat dan Republik Demokratik Kongo dan yang dikendalikan melalui imunisasi.

Para ahli mengatakan tidak realistis untuk berpikir bahwa Ebola akan bisa diberantas sepenuhnya, tetapi dengan tindakan cepat dan pelacakan kontak yang efektif, sekarang lebih mudah untuk mencegah krisis dari virus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Tabrakan 2 Kereta di Argentina, 57 Orang Dilarikan ke Rumah Sakit

Global
Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Inggris Cabut Visa Mahasiswa Pro-Palestina yang Protes Perang Gaza

Global
3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

3 Warisan Dokumenter Indonesia Masuk Daftar Memori Dunia UNESCO

Global
Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Israel Kirim 200.000 Liter Bahan Bakar ke Gaza Sesuai Permintaan

Global
China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

China Buntuti Kapal AS di Laut China Selatan lalu Keluarkan Peringatan

Global
AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

AS Kecam Israel karena Pakai Senjatanya untuk Serang Gaza

Global
9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

9 Negara yang Tolak Dukung Palestina Jadi Anggota PBB di Sidang Majelis Umum PBB

Global
Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Jumlah Korban Tewas di Gaza Dekati 35.000 Orang, Afrika Selatan Desak IJC Perintahkan Israel Angkat Kaki dari Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com