Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Bulan Hilang, Kasus Ebola Muncul Lagi di Kongo

Kompas.com - 10/10/2021, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

GOMA, KOMPAS.com – Sebuah kasus Ebola yang terkonfirmasi kembali muncul di Republik Demokratik Kongo.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Kesehatan Kongo Jean Jacques Mbungani pada Jumat (8/10/2021) sebagaimana dilansir Reuters.

Itu adalah kasus Ebola pertama di negara tersebut setelah wabah itu menghilang dalam lima bulan terakhir.

Baca juga: Pengobatan untuk Ebola Ditemukan, Penemu Nyatakan Kemenangan Terhadap Virus

Pada 2018 hingga 2020, Ebola telah menewaskan lebih dari 2.200 orang di Kongo timur. Tahun ini, enam orang meninggal akibat virus tersebut.

Mbungani mengatakan, kasus Ebola tersebut berasal dari seorang balita laki-laki berusia 3 tahun di dekat kota Beni.

Kota tersebut sebelumnya merupakan episentrum Ebola pada 2018 hingga 2020.

Kini, sekitar 100 orang yang mungkin telah terpapar virus Ebola telah diidentifikasi dan akan dipantau untuk melihat apakah mereka mengalami gejala.

Baca juga: Afrika Barat Hadapi Ancaman 3 Wabah Virus Sekaligus: Covid-19, Ebola, dan Marburg

Sebuah laporan internal dari laboratorium biomedis Kongo mengatakan, bulan lalu, tiga tetangga balita tersebut juga menunjukkan gejala yang sama dengan penderita Ebola.

Ketiga tetangga balita tersebut kini sudah meninggal. Namun, tidak ada satu pun di antara mereka yang tes.

"Berkat pengalaman yang diperoleh dalam mengelola virus Ebola selama epidemi sebelumnya, kami yakin bahwa tim akan berhasil mengendalikan wabah ini sesegera mungkin," kata Mbungani.

Sementara itu, sejumlah ahli kesehatan mengatakan bahwa bukanlah hal yang aneh apabila muncul kasus yang sporadis setelah wabah besar terjadi.

Baca juga: Kasus Penyakit Ebola Muncul Lagi di Pantai Gading Setelah 1994

Reuters melaporkan, setengah dari mereka yang terinfeksi Ebola sayangnya meninggal dunia. Rekor wabah Ebola terparah terjadi pada 2014-2016 di Afrika Barat.

Sejak saat itu, perawatan yang jitu terhadap Ebola meningkat secara signifikan dan mengurangi tingkat kematian ketika infeksinya terdeteksi lebih awal.

Dua vaksin yang sangat efektif yang diproduksi oleh Merck dan Johnson & Johnson juga telah digunakan untuk menahan Ebola sejak saat itu.

Namun, wabah yang terjadi di Kongo pada 2018-2020 menjadi sama mematikannya seperti yang terjadi pada 2014-2016.

Hal itu disebabkan penduduk setempat yang tidak percaya terhadap pekerja medis serta kekerasan oleh beberapa kelompok milisi bersenjata yang aktif di Kongo timur.

Baca juga: WHO Umumkan Berakhirnya Wabah Ebola Kedua di Guinea

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com