Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Puji Keputusan OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Dianggap Lawan Kekacauan AS

Kompas.com - 10/10/2022, 08:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com – Rusia pada Minggu (9/10/2022) memuji OPEC+ atas keputusannya untuk memangkas produksi minyaknya.

Rusia mengatakan, keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak berhasil melawan kekacauan yang ditaburkan oleh AS di pasar energi global.

Sebelumnya, OPEC+ mengumumkan pemangkasan produksi minyaknya hingga dua juta barel per hari pada Rabu (5/10/2022).

Baca juga: OPEC+ Pangkas Produksi Minyak: Berkah Bagi Rusia, Barat Makin Rugi

OPEC+, yang beranggotakan negara-negara pengekspor minyak ditambah Rusia, mengatakan bahwa pemangkasan produksi bertujuan untuk menstabilkan harga minyak dunia.

Keputusan pemangkasan produksi minyak tersebut sebelumnya mendapat tentangan yang keras dari AS, sebagaimana dilansir Reuters.

Kini, keputusan pemangkasan minyak bakal semakin mempertegang hubungan antara Gedung Putih dengan keluarga kerajaan Arab Saudi.

Gedung Putih berusaha keras mencegah OPEC+ mengurangi produksinya.

Baca juga: OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, AS Langsung Tinjau Hubungan dengan Arab Saudi

Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov memuji keputusan OPEC+ sebagai tindakan yang sangat baik.

“Merupakan pekerjaan yang seimbang, bijaksana, dan terencana dari negara-negara, yang mengambil posisi bertanggung jawab dalam OPEC, bertentangan dengan tindakan AS,” ucap Peskov.

“Ini setidaknya menyeimbangkan kekacauan yang disebabkan oleh Amerika,” sambung Peskov, dikutip kantor berita Rusia.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan, keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak tidak membantu dan tidak bijaksana bagi ekonomi global.

Baca juga: OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, AS Sebut Keputusan Picik, Kekhawatiran Inflasi Meningkat

Peskov menuturkan, AS mulai kehilangan ketenangannya atas keputusan OPEC+ dan bahkan mencoba untuk melepaskan volume tambahan dari cadangan energinya ke pasar.

“Mereka mencoba memanipulasi dengan cadangan minyak mereka dengan melemparkan volume tambahan ke pasar. Permainan seperti itu tidak akan menghasilkan sesuatu yang baik,” ujar Peskov.

Diwartakan Kompas.com sebelumnya, pemangkasan produksi minyak diperkirakan bakal mengerek harga minyak dunia. Bila demikian, langkah tersebut dinilai banyak pihak akan menguntungkan Rusia.

Pengamat pasar minyak mengatakan bahwa berdasarkan penghitungan dan data produksi terbaru OPEC+, Rusia menjadi pihak yang paling banyak diuntungkan dari pemangkasan produksi minyak.

Baca juga: Sekjen OPEC dan Veteran Industri Minyak Mohammad Barkindo Meninggal

Moskwa tidak perlu mengurangi produksinya karena sudah tingkat produksinya jauh di bawah target yang disepakati.

Di satu sisi, Rusia diuntungkan dari harga minyak yang lebih tinggi sebagai imbas dari pemangkasan produksi minyak.

“Pemenangnya adalah Rusia sedangkan yang kalah adalah konsumen global yang tidak membutuhkan harga energi yang lebih tinggi untuk menghadapi perlambatan ekonomi,” kata Ole Hansen dari bank Saxo.

Baca juga: 14 September dalam Sejarah: Berdirinya OPEC pada 1961

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com