Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, AS Langsung Tinjau Hubungan dengan Arab Saudi

Kompas.com - 07/10/2022, 12:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

LIMA, KOMPAS.com – AS sedang meninjau berbagai opsi soal hubungannya dengan Arab Saudi setelah OPEC+ sepakat memangkas produksi minyaknya hingga dua juta barel per hari.

Hal tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam konferensi pers di Lima, Peru, Kamis (6/10/2022).

OPEC+, yang beranggotakan negara-negara pengekspor minyak termasuk Arab Saudi dan Rusia, mengatakan bahwa pemangkasan produksi bertujuan untuk menstabilkan harga minyak dunia.

Baca juga: Jerman Ambil Alih Kilang Minyak Rusia di Negaranya

“Mengenai hubungan (dengan Riyadh) ke depan, kami meninjau sejumlah opsi tanggapan. Kami sedang berkonsultasi dengan Kongres,” kata Blinken, sebagaimana dilansir Reuters.

Kendati demikian, Blinken tidak merinci langkah apa yang sedang dipertimbangkan Washington.

“Dan kami akan mengingat semua kepentingan itu dan berkonsultasi dengan semua pemangku kepentingan terkait saat kami memutuskan langkah apa pun ke depan,” ujar Blinken.

Baca juga: Apa Konsekuensinya Bila Indonesia Beli Minyak Murah Rusia?

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden sebelumnya sudah mempertimbangkan tanggapan yang akan diambil setelah OPEC+ pada Rabu (5/10/2022) sepakat untuk memangkas produksi minyak.

Partai Demokrat di Kongres AS pada Kamis menyerukan agar Washington memangkas penjualan militer ke Arab Saudi.

Beberapa anggota parlemen AS juga mempertanyakan hubungan keamanan Washington dengan Riyadh.

Baca juga: Bicara ke Media Asing, Jokowi Pertimbangkan Beli Minyak Rusia

Mereka marah atas kematian banyak warga sipil dalam operasi militer yang dipimpin Arab Saudi di Yaman serta dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Pemerintahan Biden khawatir bahwa penurunan produksi minyak dapat membuat harga bahan bakar minyak (BBM) meroket tepat sebelum pemilihan paruh waktu AS pada 8 November.

Dalam pemilihan paruh waktu, Partai Demokrat akan berjuang mempertahankan kontrolnya atas kedua kamar parlemen yakni DPR AS dan Senat AS.

Baca juga: India Berani Impor Minyak Rusia Demi Kendalikan Inflasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com