Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/10/2022, 20:45 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com - Penyelam Rusia pada Minggu (9/10/2022) akan memeriksa kerusakan akibat ledakan kuat di jembatan jalan dan rel ke Crimea

Jembatan di wilayah pencaplokan Rusia ini jadi rute pasokan utama bagi pasukannya dalam pertempuran di Ukraina selatan.

Dilansir Reuters, ledakan hari Sabtu (8/10/2022) di jembatan di atas Selat Kerch memicu rasa gembira dari pejabat Ukraina, meski tidak ada klaim tanggung jawab.

Baca juga: Rusia Terjunkan Tim Penyelam Selidiki Kerusakan Jembatan Crimea

Rusia tidak segera menyalahkan ledakan itu, yang foto-fotonya menunjukkan setengah bagian jalan jembatan runtuh, dengan setengah lainnya masih terpasang.

Wakil Perdana Menteri Rusia Marat Khusnullin mengatakan penyelam akan mulai bekerja di pagi hari, dengan survei yang lebih rinci di atas permukaan air diharapkan akan selesai pada akhir hari, kantor berita domestik melaporkan.

"Situasinya dapat dikelola, ini tidak menyenangkan, tetapi tidak fatal," kata Gubernur Krimea Rusia, Sergei Aksyonov, kepada wartawan.

"Tentu saja, emosi telah dipicu dan ada keinginan yang sehat untuk membalas dendam," tambahnya.

Baca juga: Ledakan Jembatan Crimea Setelah Putin Rayakan Hari Lahir, Pejabat Ukraina Unggah Video Selamat Ulang Tahun

Kementerian transportasi Rusia mengatakan kereta barang dan kereta penumpang jarak jauh melintasi Jembatan Crimea berjalan sesuai jadwal pada hari Minggu.

Lalu lintas jalan yang terbatas dilanjutkan pada hari Sabtu sekitar 10 jam setelah ledakan.

Aksyonov mengatakan semenanjung itu memiliki bahan bakar untuk sebulan dan makanan untuk dua bulan, katanya.

Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa pasukannya di Ukraina selatan dapat "dipasok sepenuhnya" melalui rute darat dan laut yang ada.

Baca juga: Krusialnya Jembatan Crimea, Simbol Pendudukan Ilegal dan Jalur Logistik Utama Rusia di Ukraina Selatan

Rusia merebut Crimea dari Ukraina pada tahun 2014 dan jembatan sepanjang 19 km (12 mil) yang menghubungkan wilayah itu dengan jaringan transportasinya dibuka dengan meriah empat tahun kemudian oleh Presiden Vladimir Putin.

Kyiv menuntut agar pasukan Rusia meninggalkan semenanjung Laut Hitam, serta wilayah Ukraina yang mereka rebut dalam invasi yang diluncurkan Putin pada Februari.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Reuters

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com