Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Kekuatan Militer Rusia Terlalu Dibesar-besarkan?

Kompas.com - 01/10/2022, 23:58 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Lagi pula, tidak jelas berapa banyak senjata yang tersimpan di gudang-gudang senjata, karena sebagian telah dijual karena korupsi. Tidak jelas juga apakah persenjataan yang ada masih berfungsi dengan baik. Industri senjata Rusia tidak punya mikrocip buatan sendiri yang diperlukan untuk senjata presisi tinggi, kata Margarete Klein.

Satu-satunya keuntungan yang benar-benar dimiliki Rusia adalah populasi yang besar yang tersedia untuk dipaksa mengikuti wajib militer. Namun, untuk sukses di medan tempur pasukan juga membutuhkan senjata modern, selain pelatihan yang baik, kepemimpinan, motivasi, dan perencanaan logistik.

"Menempatkan lebih banyak orang di garis depan saja tidak akan menyelesaikan masalah,” kata pakar pertahanan George Barros. Begitu juga mengandalkan tentara bayaran yang terlatih dan dilengkapi dengan baik belum tentu membawa dampak yang diinginkan, tambahnya.

Gertakan dan ancaman senjata nuklir

Belakangan Vladimir Putin makin sering mengancam akan menggunakan senjata nuklir. "Ancaman ini bukan hal baru," kata Margarete Klein. Tapi tujuannya, menurut dia, adalah untuk melemahkan dukungan Barat ke Ukraina.

Secara militer, penggunaan senjata nuklir tidak akan menghasilkan apa-apa. Mereka bisa bermanfaat secara politis, tetapi pengerahan senjata nuklir ke Ukraina hanya akan membuat Rusia kehilangan dukungan dari sekutu utamanya, China dan India. Karena kedua adidaya atom itu tidak mau terseret ke dalam konflik yang disulut oleh Putin.

Ted Galen Carpenter dari Cato Institute di Washington mengatakan, "Jika Putin dihadapkan pada pilihan untuk menggunakan senjata nuklir atau harus mempertanggungjawabkan kejahatannya di pengadilan internasional, dia akan memilih senjata nuklir."

Ted Galen Carpenter mengatakan, Putin sebenarnya masih ingin mengakhiri konflik dengan cepat, jika Ukraina dan Barat menunjukkan kesediaan untuk bernegosiasi, Rusia mungkin akan duduk di meja perundingan.

Di sisi lain, Margerete Klein, George Barros, dan banyak pengamat lain sepakat, perang hanya akan benar-benar berakhir jika Barat meninggalkan Ukraina, atau Putin menderita kekalahan total.

Baca juga: Menilik Besarnya Kekuatan Militer Rusia

Artikel ini pernah dimuat di DW Indonesia dengan judul Kekuatan Militer Rusia Dulu Terlalu Dibesar-besarkan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com