KYIV, KOMPAS.com - Seorang tentara Rusia yang ditangkap dan mengaku bersalah membunuh seorang warga sipil dijatuhi hukuman pengadilan Ukraina pada Senin (23/5/2022).
Dia dipenjara dengan hukuman penjara seumur hidup atau maksimum, di tengah tanda-tanda bahwa Kremlin dapat, pada gilirannya, dapat mengadili beberapa pejuang yang menyerah di pabrik baja Mariupol.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pun lantas menyerukan sanksi “maksimum” terhadap Rusia dalam pidato video kepada para pemimpin dan eksekutif dunia di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss.
Baca juga: Diplomat Veteran Rusia untuk PBB Mundur, Malu atas Serangan Negaranya ke Ukraina
Dia juga mengungkapkan salah satu serangan tunggal paling mematikan dalam perang, serangan rudal di sebuah desa dekat Kyiv yang menewaskan hampir 90 orang.
Dilansir AP, Vadim Shishimarin, 21 tahun, dijatuhi hukuman atas pembunuhan seorang pria berusia 62 tahun yang ditembak di kepala di sebuah desa di wilayah timur laut Sumy pada hari-hari awal perang.
Shishimarin, seorang anggota unit tank, mengklaim bahwa dia mengikuti perintah, dan dia meminta maaf kepada janda pria itu di pengadilan.
Pengacara pembelanya yang ditunjuk Ukraina, Victor Ovsyanikov, berpendapat kliennya tidak siap untuk "konfrontasi militer yang kejam" dan korban massal yang dihadapinya ketika mereka menyerbu.
Dia mengatakan akan mengajukan banding.
Baca juga: UN Watch Minta Semua Diplomat Rusia Mundur
Advokat kebebasan sipil Ukraina Volodymyr Yavorsky mengatakan itu adalah "hukuman yang sangat keras untuk satu pembunuhan selama perang."
Tetapi Aarif Abraham, seorang pengacara hak asasi manusia yang berbasis di Inggris, mengatakan persidangan dilakukan "dengan proses yang tampaknya penuh dan adil," termasuk akses ke seorang pengacara.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.