Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Negara yang Sebagian Penduduknya Bisa Bahasa Jawa

Kompas.com - 18/09/2022, 17:00 WIB
Iman Fadhilah,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

PARAMARIBO, KOMPAS.com - Negara yang sebagian penduduknya bisa bahasa Jawa adalah Suriname.

Suriname merupakan negara bagian yang berada di kawasan Amerika Selatan.

Suriname berbatasan langsung dengan negara Brasil dan Guyana.

Baca juga: Kontes Putri Jawa Suriname Ucapkan Terima Kasih atas Perhatian Indonesia

Alasan sebagian warga Suriname memakai bahasa Jawa untuk percakapan sehari-hari karena negara itu juga negara jajahan Belanda, sama seperti Indonesia.

Orang dari suku Jawa di Indonesia sempat dipindahkan ke Belanda saat masa penjajahan.

Sebagian dari mereka masih memegang teguh prinsip untuk tidak menghilangkan budaya Jawa.

Oleh sebab itu, sebagian penduduknya masih menggunakan bahasa Jawa untuk kegiatan sehari-hari.

Asal usul orang Jawa di Suriname

Dilansir dari karya ilmiah berjudul "Nasionalisme dan Gerakan Mulih Njowo, 1947 dan 1954" yang diterbitkan Jurnal Sejarah Citra Lekha pada 2016, sejarah dimulai pada abad ke-15, saat Suriname dikenal luas oleh bangsa Eropa yang sedang memperebutkan Guyana.

Pada saat itu, Suriname termasuk ke dalam wilayah Guyana yang pada akhirnya Belanda menetapkan daerah Suriname di Guyana sebagai daerah jajahannya.

Selama masa tersebut, tepatnya di abad ke-16 dan 17, terjadi perebutan wilayah jajahan oleh Inggris, Belanda, Spanyol, dan Portugal.

Baca juga: Suriname, Negara Kecil dengan Keberagaman dan Toleransi Antar-agama yang Mengejutkan

Wilayah Guyana pada masa itu memiliki sumber daya alam yang berlimpah, seperti emas dan bahan tambang lainnya.

Namun, pada 1 Juli 1863 terjadi perjanjian penghapusan budak di wilayah Guyana.

Perekonomian Suriname kemudian berlangsung kurang baik, sehingga membutuhkan tenaga kerja dari luar negeri.

Oleh karena itu pada 1870, Belanda menandatangani perjanjian dengan Inggris untuk mendatangkan buruh kontrak.

Sejak 1873 hingga 1914, buruh kontrak mulai didatangkan Belanda dari India, dan pertama kalinya pada 1890, buruh kontrak dari Jawa, Indonesia tiba di Suriname.

Lalu dari 1890-1939, jumlah buruh Jawa tersebut mencapai 32.956 yang melalui 34 pengangkutan.

Jika telah habis masa kontraknya, imigran dari Jawa diperbolehkan untuk kembali ke Indonesia. Namun, tercatat hanya 8.120 orang yang kembali.

Baca juga: Putri Jawa Suriname 2022 Dimulai, Inilah Para Peserta dan Hadiahnya

Para buruh dipekerjakan di perkebunan, dan diberi upah sangat murah. Kebanyakan tenaga kerja asal Jawa juga berasal dari daerah Jawa Tengah.

Seiring berjalannya waktu, perkebunan tergantikan dengan Industri yang mulai masuk ke wilayah Suriname.

Di abad 19, orang-orang Jawa yang berada di Suriname bukan lagi buruh, namun juga pejabat dan menteri.

Banyak juga orang Jawa di Suriname yang berpindah ke Belanda, karena khawatir akan dominasi bangsa asing.

Akhirnya, pada 25 November 1975, Suriname memperoleh kemerdekaannya dari Belanda.

Meskipun begitu, perekonomian Suriname masih sangat bergantung pada Belanda.

Indonesia dan Suriname juga kerap saling bantu dalam pembangunan negara dan menjalin hubungan diplomasinya sejak tahun 1976.

Baca juga: Di Usia 60 Tahun, Wapres Suriname Jadi Pemain Sepak Bola Profesional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com