Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Dekati Rusia untuk Bisa Beli Gandum, Gas, dan Minyak

Kompas.com - 30/08/2022, 14:59 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

KABUL, KOMPAS.com - Pemerintah Taliban dilaporkan sedang dalam tahap akhir pembicaraan di Moskwa mengenai persyaratan kontrak bagi Afghanistan untuk membeli gandum, gas, dan minyak dari Rusia.

Juru bicara Kementerian Ekonomi Afghanistan, Habiburahman Habib membenarkan bahwa delegasi resmi pemerintah Taliban yang dipimpin oleh Kementerian Perdagangan sedang berada di ibu kota Rusia guna menyelesaikan kontrak untuk pasokan gandum, gas, dan minyak.

"Mereka sedang dalam negosiasi dengan pihak Rusia," katanya dalam sebuah pesan kepada Reuters.

Baca juga: Taliban: Pakistan Izinkan Drone AS di Wilayah Udaranya untuk Masuk Afghanistan

Dia menambahkan bahwa delegasi Afghanistan akan berbagi rincian hasil kesepakatan setelah kontrak selesai diteken.

Sebuah sumber dari kantor Kementerian Perdagangan dan Industri Afghanistan mengatakan bahwa pejabat teknis dari kementeriannya dan Kementerian Keuangan telah tinggal di Moskwa untuk mengerjakan kontrak setelah delegasi kementerian berkunjung bulan ini.

"Kami sedang mengerjakan teks kontrak, (kami telah) hampir menyepakati gasoline and benzene," kata pejabat itu.

Dia menambahkan bahwa upaya itu akan segera tuntas.

Juru bicara di Kementerian Luar Negeri dan Energi Rusia tidak menanggapi permintaan komentar dari Reuters.

Kontrak kerja sama ini muncul setelah delegasi Taliban yang dipimpin oleh Menteri Perdagangan Afghanistan memutuskan mengunjungi Rusia pada pertengahan Agustus untuk mengadakan pembicaraan tentang perdagangan.

Baca juga: Setahun Taliban Kuasai Afghanistan, Upaya Memulihkan Ekonomi Belum Berhasil

Jika diteken, kontrak itu dianggap justru akan membuat Afghanistan semakin terasing. Negara-negara asing semakin ogah berbisnis dengan Taliban.

Pemerintahan Taliban sejauh ini tidak diakui secara resmi oleh pemerintah internasional mana pun sejak kelompok itu menguasai Afghanistan setelah pasukan AS mundur sekitar setahun yang lalu.

Pendekatan Taliban ke Rusia ini nyatanya terjadi ketika Amerika Serikat mencoba meyakinkan negara-negara lain untuk mengurangi penggunaan minyak dari Moskwa.

AS mengatakan inisiatif itu bertujuan untuk membatasi pendapatan minyak yang digunakan Rusia untuk membiayai agenda invasi ke Ukraina.

Baik Rusia dan Afghanistan yang dipimpin Taliban menghadapi sanksi ekonomi dari pemerintah internasional, termasuk Amerika Serikat.

Tidak ada pemerintah asing, termasuk Rusia, yang secara resmi mengakui pemerintahan Taliban dan bank-bank Afghanistan telah terhambat oleh sanksi-sanksi yang membuat sebagian besar bank internasional tidak mau melakukan transaksi dengan bank-bank Afghanistan.

Baca juga: Di Bawah “Apartheid” ala Taliban: Sebelumnya Saya Polisi Wanita, Sekarang Saya Mengemis di Jalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com