Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukraina Berterima Kasih ke Turis Rusia karena Bocorkan Posisi Militer Putin Melalui Foto Liburannya

Kompas.com - 23/08/2022, 20:31 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

MOSKWA, KOMPAS.com - Hanya seminggu yang lalu Ukraina menyerukan pelarangan, tetapi sekarang mereka berterima kasih kepada turis Rusia di Krimea setelah dia membantu memberikan lokasi pertahanan udara yang vital.

"Mungkin kita terlalu keras pada turis Rusia - pria ini sangat membantu," tulis Kementerian Pertahanan dalam unggahan Twitter pada Senin (22/8/2022).

Pesan itu disertai dengan gambar seorang pria dengan celana pendek berdiri di pantai dengan sistem anti-pesawat S-400 Rusia sebagai latar belakangnya.

Baca juga: Warga AS di Ukraina Diminta Segera Pulang Selagi Bisa, Ada Apa?

Gambar tersebut diunggah ke situs media sosial VKontakte - setara Facebook di Rusia - selama akhir pekan, lengkap dengan data geolokasi.

Unggahan tersebut memungkinkan detektif internet Ukraina menemukan lokasi baterai anti-udara, yang seharusnya paling canggih di Rusia, di dataran berpasir dekat kota Yevpatoriya.

Lokasi tersebut sesuai dengan laporan aktivitas dari sistem anti-udara di daerah tersebut pada akhir pekan oleh Gubernur Rusia Sevastopol Mikhail Razvozhayev.

Itu juga cocok dengan gambar jarak jauh lainnya dari alutsista yang sama, yang diambil pada akhir Juli dan juga diunggah ke media sosial Rusia.

Kementerian Pertahanan Ukraina tampaknya menandai lokasi tersebut, dan dengan sinis mengatakan kepada turis Rusia itu: “Terima kasih dan terus bekerja dengan baik!”

Nasib sistem anti-pesawat tersebut saat ini tidak diketahui.

Tapi pernyataan di Twitter Kementerian Pertahanan Ukraina itu diunggah setelah rangkaian serangan di Crimea, yang menargetkan pangkalan udara Rusia dan tempat pembuangan amunisi.

Baca juga: Pengakuan Tentara Ukraina yang Ditahan Rusia: Disiksa, Lukanya Ditusuk Jarum

Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov mengatakan pada akhir pekan bahwa 'pasukan perlawanan' yang bekerja bersama-sama dengan pasukan khusus Ukraina bertanggung jawab atas ledakan itu.

Salah satu serangan ke lapangan terbang Saki, yang digunakan oleh angkatan udara armada Laut Hitam Rusia, telah menghancurkan setengah dari jet tempur mereka.

Yang lain menghancurkan tempat pembuangan amunisi di dekat kota Dzhankoi. Sementara serangan ketiga merusak lapangan terbang di Gvardeyskoye, dan yang keempat menghantam markas Armada Laut Hitam yang terkepung pada Minggu (21/8/2022).

Rusia berusaha mengerdilkan dampak dari ledakan lapangan terbang di Crimea dengan menyebutnya sebagai akibat dari 'kecelakaan', tetapi mengakui ledakan Dzhankoi adalah 'sabotase', meskipun tidak menyebutkan pelakunya.

Volodymyr Zelesnky mengatakan di tengah rangkaian ledakan tersebut bahwa Crimea adalah tanah Ukraina, dan bersumpah bahwa pasukan Presiden Rusia Vladimir Putin yang mendudukinya sejak 2014 akan diusir.

"Perang Rusia ini ... dimulai dengan Crimea dan harus diakhiri dengan Crimea - dengan pembebasannya," kata Zelensky dalam pidatonya pada 10 Agustus.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-180 Serangan Rusia ke Ukraina: 9.000 Tentara Ukraina Tewas, Tuduhan Bom Mobil di Moskwa

Ukraina mengatakan pihaknya bertujuan untuk mengusir pasukan Putin dari semua wilayahnya, dan bukan hanya tanah yang telah diambilnya sejak serangan Rusia ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari.

Para pembantu Zelensky mengatakan tujuan perang di Ukraina yang sebenarnya adalah untuk merebut kembali semua wilayah di dalam perbatasan Ukraina yang diakui secara internasional, termasuk tanah yang diambil dalam perang 2014.

Sejauh ini, militer Ukraina hanya menunjukkan kemampuan terbatas untuk merebut kembali tanah dari Rusia - meskipun telah berhasil menyerang jauh dari garis depan pertempuran dengan menyerang jaringan kereta api dan jembatan.

Ukraina juga telah menyerang pos komando Rusia dan tempat pembuangan amunisi dengan harapan memaksa mundur dengan memotong pasokan pasukan Putin.

Baca juga: Ukraina Ungkap Jumlah Tentaranya yang Tewas Akibat Invasi Rusia

Kepada Wall Street Journal pada akhir pekan, Juru bicara Komando Selatan Ukraina Natalia Humeniuk memperkirakan bahwa kerentanan logistik Rusia adalah kesempatan terbaik untuk meraih kemenangan.

Dia mengakui, Ukraina tidak akan bisa menandingi Rusia dalam hal jumlah pasukan, kendaraan atau daya tembak - meskipun memobilisasi penduduknya dan mendapatkan pasokan dari Barat,

Tapi, dengan menggunakan senjata dan pasukan itu dengan efek yang maksimal, dia yakin bisa mengalahkan musuh yang lebih unggul.

“Ada lebih banyak dari mereka. Mereka memiliki lebih banyak senjata. Mereka lebih kuat di udara. Jadi kami harus menemukan cara untuk mengalahkan mereka dalam kondisi seperti ini. Ini tidak mudah, tapi bisa dilakukan,” kata Humeniuk sebagaimana dilansir Daily Mail.

Baca juga: Ukraina Pamerkan Tank-tank Rusia yang Hancur di Jalan Ibu Kota, Jadi Obyek Foto dan Mainan Warga

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com