MADRID, KOMPAS.com - Sebuah lingkaran prasejarah terdiri dari 150 batu tegak yang dijuluki “Stonehenge Spanyol", telah muncul kembali dari reservoir, setelah kekeringan Eropa menyebabkan badan air bendungan terkuras hingga seperempat dari level normalnya.
"Dolmen of Guadalperal", sebuah lingkaran batu granit yang berasal dari 5.000 SM, di Waduk Valdecanas di Spanyol tengah hanya terlihat empat kali sejak ditemukan pada 1924.
Hampir 20 tahun kemudian, pada 1963, lembah tersebut sengaja dibanjiri oleh perintah diktator Spanyol Franco, dan hanya muncul pada periode kekeringan hebat di tahun-tahun berikutnya.
Baca juga: Patung-patung Buddha Kuno Muncul dari Dasar Sungai Yangtze China Usai Kekeringan Parah Melanda
Daily Mail mewartakan pada Jumat (19/8/2022), kemunculannya yang kelima tahun ini terjadi setelah kekeringan terburuk dalam 60 tahun melanda Spanyol.
Batu-batu ini setidaknya 2.000 tahun lebih tua dari Stonehenge Inggris, dan memiliki detail bergelombang yang diyakini mewakili Sungai Tagus di dekatnya.
Beberapa teori menyarankan struktur prasejarah itu digunakan sebagai kuil surya atau diletakkan di atas makam ketika dibangun oleh orang Celtic 7.000 tahun yang lalu.
Monumen ini tidak setenar Stonehenge di Inggris, tetapi teori untuk tujuan pendirian mereka serupa. Monumen di Wiltshire Inggris juga dianggap berfungsi sebagai kalender matahari kuno.
Bedanya, Stonehenge Spanish terancam hilang sama sekali jika mengalami perendaman berkepanjangan karena batuan granit rentan terhadap erosi.
Baca juga: Cerita Petani China Alami Kekeringan Terparah dalam 60 Tahun, 66 Sungai Mengering
Presiden Asosiasi Budaya Peraleda Angel Castano baru-baru ini memulai petisi untuk memindahkan monumen prasejarah itu dari lokasi berairnya, ke suatu tempat yang akan bertahan.
“Monolit tersebut sudah menunjukkan tanda-tanda keausan yang signifikan… jika tidak diselamatkan sekarang, mungkin sudah terlambat,” kata Castano pada 2019 ketika batu-batu itu terakhir berada di atas air.
Tidak banyak yang diketahui tentang Stonehenge Spanyol karena biasanya berada di dasar reservoir sedalam 14.108 mil persegi.
Mamun kemunculan batu baru-baru ini dapat membuat para arkeolog akhirnya mengungkap rahasia kunonya.
“Sungguh mengejutkan, ini adalah kesempatan langka untuk dapat mengaksesnya,” kata arkeolog Enrique Cedillo dari Universitas Complutense Madrid, salah satu ahli yang berlomba untuk mempelajari lingkaran tersebut sebelum tenggelam lagi.
Baca juga: Diterjang Gelombang Panas, Beberapa Wilayah Inggris Akan Deklarasikan Kekeringan
Situs ini ditemukan oleh Hugo Obermaier, seorang pendeta Jerman dan arkeolog amatir, pada 1925.
Pada 1963, Francisco Franco Bahamonde, yang memerintah Spanyol dari 1939 hingga 1975, memerintahkan agar lembah di atas sungai Tagus dibanjiri dan daerah tersebut termasuk menutupi lingkaran batu.
Tapi sebelum penemuan batuan itu muncul dan hilang kembali, ahli telah memperkirakan bahwa monumen kuno itu terletak di pusat situs untuk pemujaan matahari.
Disebut juga Dolmen, monumen batu itu disusun secara vertikal dan biasanya terdiri dari batu datar.
Meskipun ada banyak monumen serupa yang tersebar di seluruh Eropa Barat, sedikit yang diketahui tentang siapa yang mendirikannya.
Jasad manusia yang ditemukan di dalam atau di dekat penemuan sejumlah monumen telah memunculkan teori yang sering dikutip bahwa itu adalah kuburan.
Baca juga: Kotoran Purba Ungkap Makanan “Favorit” Para Pembangun Situs Stonehenge
Asosiasi sejarah dan pariwisata lokal telah menganjurkan untuk memindahkan batu Guadalperal atau Stonehenge Spanyol ini ke museum atau tempat lain di tanah kering.
Kehadiran mereka juga merupakan kabar baik bagi Ruben Argentas yang memiliki usaha kecil wisata perahu.
"Dolmen muncul dan wisata dolmen dimulai," katanya kepada Reuters setelah seharian sibuk mengantar turis ke lokasi dan kembali.
'SPANISH STONEHENGE': The emergence of a prehistoric stone circle in a reservoir after its waterline receded is an unexpected side-effect of Spain's worst drought in decades, delighting archaeologists. https://t.co/WvcXS7TkiY pic.twitter.com/9OgLOHP8ct
— ABC News (@ABC) August 19, 2022
Namun, lebih dari 80.000 turis berduyun-duyun ke Stonehenge Inggris setiap tahun untuk melihat lingkaran batu besar yang tingginya mencapai 9 meter lebih, itu jelas mengerdilkan monolit tunggal setinggi 1,8 meter yang ditemukan di Spanyol.
Meski demikian, Stonehenge Spanyol memiliki lebih banyak batu dari 93 dolmen yang ada di Inggris.
Monumen Stonehenge Inggris mencakup wilayah seluas lebih dari 1.000 meter persegi, menjadikan areanya jauh lebih besar daripada situs Spanyol yang hanya berdiameter 1,4 meter.
Penanggalan radiokarbon dari bebatuan menemukan bahwa usia mereka berasal dari sekitar 7.000 tahun, yaitu sekitar 2.000 tahun lebih tua dari Stonehenge.
Orang-orang dari periode neolitik, sering kali cenderung membangun struktur monolitik, yang pembangunannya muncul sepanjang waktu di seluruh Eropa.
Baca juga: Ciri-ciri dan Evolusi Manusia Purba
Batu biru Stonehenge secara luas diketahui telah digali dari Perbukitan Preseli di Wales dan dipindahkan ke lokasi saat ini. Tetapi bagaimana Stonehenge itu terbentuk di pantai Inggris tetap menjadi misteri.
Para arkeolog telah menemukan peninggalam Romawi di Dolmen of Guadalperal, bersama dengan artefak lain seperti koin, pecahan keramik dan batu gerinda, bersama dengan seluruh pemukiman di dekatnya.
Meskipun bangunan itu digunakan untuk tujuan keagamaan, para ahli mengatakan itu juga memiliki digunakan untuk tujuan ekonomi sebagai pusat perdagangan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.