Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Gelombang Covid-19 Terburuk, Korea Utara Klaim Mampu Atasi Kekeringan

Kompas.com - 01/06/2022, 17:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

SEOUL, KOMPAS.com - Ketika pemerintah meningkatkan upaya untuk menjinakkan gelombang virus corona yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Media pemerintah Korea Utara memuji kemajuan yang dibuat negaranya dalam perjuangan melawan kekeringan, dengan penanaman padi sedang berlangsung secara nasional, bahkan

Baca juga: Kali Pertama, Temuan Kasus Demam di Korea Utara di Bawah 100.000

Negara tertutup itu telah berperang melawan wabah Covid-19 pertamanya sejak menyatakan keadaan darurat dan memberlakukan penguncian nasional bulan lalu.

Wabah itu memicu kekhawatiran atas potensi krisis pangan di tengah "pertarungan habis-habisan" melawan kekeringan, di negara yang kekurangan vaksin dan pasokan medis. Belum lagi adanya tekanan karena sanksi internasional atas program senjatanya.

Upaya anti-kekeringan telah membuat kemajuan setelah organ pemerintah pusat dan daerah dan bahkan kelompok seni memobilisasi "semua kapasitas dan sarana" untuk meningkatkan irigasi dan membantu penanaman padi, kata kantor berita resmi pemerintah KCNA.

"Semua lahan pertanian yang kemungkinan mengalami kekeringan dipetakan tanpa kecuali, dan petani diberitahu tentang metode penyiraman yang wajar sesuai dengan kelembaban tanah dan kondisi pencahayaan untuk mencegah kerusakan tanaman," tambah laporan itu sebagaiamna dilansir Reuters pada Selasa (31/5/2022).

Baca juga: Korea Selatan: Korea Utara Tembakkan 3 Rudal Balistik ke Arah Laut Jepang

Otoritas pertanian telah datang dengan "strategi pertanian yang cermat". Ini termasuk memaksimalkan efisiensi mesin tanam padi dan mengamankan pupuk berkualitas tinggi, tambahnya.

Kekeringan dan banjir telah lama menjadi ancaman musiman bagi Korea Utara, dan bencana alam besar dapat semakin merusak ekonominya yang terisolasi.

Pemimpin Kim Jong Un telah memperingatkan situasi pangan yang tegang karena pandemi dan topan tahun lalu.

KCNA mengatakan 93.180 orang lagi menunjukkan gejala demam pada Selasa (31/5/2022) malam, sehingga totalnya menjadi 3.738.810.

Itu tidak melaporkan kematian baru, dan jumlah korban adalah 70 sehari sebelumnya.

Media pemerintah mengatakan gelombang Covid-19 Korea Utara telah menunjukkan tanda-tanda mereda, setelah jumlah harian orang yang demam mencapai 390.000 sekitar dua minggu lalu.

Korea Utara tidak pernah mengonfirmasi berapa banyak orang yang dites positif terkena virus tersebut.

Tetapi para ahli mengatakan angka-angka yang dirilis mungkin tidak dilaporkan, yang dapat mempersulit upaya untuk menilai skala situasi yang sebenarnya.

Baca juga: Setelah Temukan 2,95 Juta Kasus Demam, Korea Utara Kini Klaim Situasi Virus Terkendali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com