Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Naik 50 Persen dalam Seminggu di Bangladesh, Warga: Mungkin Harus Mengemis di Jalan

Kompas.com - 14/08/2022, 12:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

Setelah berita kenaikan diumumkan minggu lalu, ribuan orang menggelar protes di pompa bensin di seluruh negeri, dalam adegan yang mengingatkan pada krisis Sri Lanka, menyerukan agar kenaikan itu dibatalkan.

Baca juga: Jutaan Korban Banjir Mematikan di Bangladesh dan India Menanti Bantuan

Protes di Bangladesh terjadi secara sporadis, tetapi kemarahan dan kebencian semakin meningkat.

Meski demikian, Menteri Energi Bangladesh yakin negaranya akan terhindar dari nasib Sri Lanka, meski cadangan devisanya turun.

Pada Juli, Bangladesh - yang ekonominya sempat dipuji sebagai salah satu yang tumbuh paling cepat di dunia - menjadi negara Asia Selatan ketiga yang mencari pinjaman dari Dana Moneter Internasional (IMF), setelah Sri Lanka dan Pakistan.

Semua harga kebutuhan pokok ikut naik

Namun bagi Mossammad Zakia Sultana, yang hampir tidak mampu membayar ongkos bus untuk mengantar anaknya berobat karena sakit, bantuan apa pun akan terlambat.

Tarif angkutan umum naik karena melonjaknya biaya bahan bakar. Akibatnya dia hanya mampu melakukan perjalanan yang paling penting.

Berbicara kepada BBC di bus dalam perjalanan ke rumah sakit bersama putri remajanya, dia mengatakan bahwa kenaikan harga pangan baru-baru ini telah memukulnya dengan keras.

“Tidak hanya tarif bus yang naik, harga semua barang di pasar juga meningkat, sehingga saya kesulitan membiayai pengeluaran keluarga saya,” katanya.

Baca juga: Rohingya di Bangladesh Minta Dipulangkan: Pengungsi seperti Hidup di Neraka

"Bukan hanya tarif bus. Becak dan angkutan lainnya sudah naik, jadi keluar rumah saja sudah susah."

Di daerah yang lebih terpencil di Dinajpur, ceritanya serupa. Sheuli Hazda bekerja di sawah di distrik penghasil beras di Phulbari.

Dia mengaku bahkan hampir tidak mampu membeli makanan yang dia tanam.

“Dengan kenaikan harga BBM yang tiba-tiba, biaya bertani menjadi sangat mahal,” katanya.

"Gaji kami hampir tidak menutupi biaya hidup kami. Semuanya sangat mahal, kami tidak dapat membeli jatah yang cukup untuk memberi makan anak-anak kami."

Ketika biaya hidup meningkat di Bangladesh, orang-orang seperti Sheuli mengatakan penghasilan mereka menjadi tidak berharga.

"Jika pemerintah tidak segera menurunkan harga BBM, kami akan mati kelaparan."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com