Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentolan Pink Floyd Sebut Joe Biden Penjahat Perang

Kompas.com - 07/08/2022, 20:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber stereogum

KOMPAS.com - Salah satu pendiri Pink Floyd, Roger Waters, saat ini sedang dalam tur This Is Not A Drill, baru-baru ini diliput CNN dalam segmen dengan jangkar Michael Smerconish.

Selama wawancara Smerconish dengan Waters, pembawa acara mempertanyakan elemen politik yang terang-terangan dari set Waters.

Waters bahkan menampilkan montase "Penjahat Perang" dengan foto Presiden AS Joe Biden.

Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Us and Them dari Pink Floyd

"Yah, dia menyalakan api di Ukraina, sebagai permulaan," jawab Waters, dilansir Stereogum.

“Itu kejahatan besar. Mengapa Amerika Serikat tidak mendorong Zelensky untuk bernegosiasi, meniadakan kebutuhan akan perang yang mengerikan dan menghebohkan ini?” tambahnya.

"Tapi kamu menyalahkan pihak yang diserang," jawab Smerconish. "Kau membuatnya terbalik."

Baca juga: Pink Floyd Berulang Tahun ke-50, Inggris Merilis Prangko Edisi Istimewa

Waters menegaskan bahwa yang paling penting dari semua konflik adalah melihat konteks sejarahnya.

"Anda bisa mengatakan konflik Rusia-Ukraina dimulai pada tahun 2008," ujarnya.

"Perang ini pada dasarnya adalah tentang aksi dan reaksi NATO yang mendorong hingga ke Perbatasan Rusia, yang mereka janjikan tidak akan mereka lakukan ketika Gorbachev merundingkan penarikan Uni Soviet dari seluruh Eropa Timur," tambahnya.

“Bagaimana dengan peran AS sebagai pembebas?” Smerconish membalas.

Baca juga: Presiden AS Joe Biden Negatif Covid Usai 2 Kali Positif

“Kami tidak memiliki peran sebagai pembebas,” jawab Waters, dan kedua pria itu bolak-balik memperdebatkan sejarah Perang Dunia II.

“Saya akan menyarankan Anda, Michael, agar Anda pergi dan membaca lebih banyak, dan kemudian mencoba dan mencari tahu apa yang akan dilakukan AS jika China menempatkan rudal bersenjata nuklir ke Meksiko dan Kanada?” tambahnya.

Baca juga: Pernyataan Biden atas Tewasnya Al Zawahiri, Pemimpin Al Qaeda Paling Dicari

Dari sana, mereka masuk membahas China, Taiwan, dan konflik lain yang merupakan ancaman global.

Percakapan menjadi cukup panas, tetapi mereka tampaknya masih saling menyukai pada akhirnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com