Momen Presenter Berita Cuaca Veteran AS Terpukau dengan Canggihnya TV

 KOMPAS.com - Greg Dutra, seorang ahli meteorologi di channel WLS-TV (ABC7) di Chicago, menyampaikan prediksi cuaca pagi hari dalam program berita yang berujung kelucuan.

Dilansir UPI, dia dengan baik hati mengubah momen kesalahan teknologi kecil yang canggung menjadi hal yang lucu.

Sama seperti hari-hari lain di tempat kerjanya, Dutra awalnya hanya menginformasikan ramalan cuaca.

Baca juga: Cerita Lucu Pemilik Toko Temui Calon Pembeli Batal Pesan Buket Uang karena Salah Paham

Namun, dia tiba-tiba menyentuh layar digital yang menampilkan peta cuaca di belakangnya. Dutra lantas terkaget bahwa layar itu bergerak.

Itu adalah momen yang agak kebetulan bagi pembawa berita cuaca veteran yang telah berkarier selama 15 tahun itu.

"Oh, saya pindah peta ... saya tidak tahu saya bisa melakukan itu!" ujar Dutra saat siaran langsung.

"Ini hari yang hebat!" dia menambahkan sambil bermain-main dengan fitur peta, memperbesar dan memperkecilnya.

Baca juga: Tingkah Lucu Pangeran Louis Curi Perhatian, William-Kate Beri Tanggapan

Rekannya, pembawa berita Terrell Brown, juga berada di lokasi syuting dan sangat bersemangat sehingga dia harus mengujinya juga.

"Aku harus mencobanya!" katanya.

"Ini tidak ada dalam manual pelatihan," kata Dutra dengan bercanda di Twitter tentang insiden itu.

"Saya menemukan TV adalah layar sentuh saat mengudara," tambahnya.

Baca juga: Politik Lucu Negeri Kanguru

Banyak penonton dengan cepat menimpali di media sosial.

"Terlalu lucu!" beberapa orang berkomentar setelah stasiun TV memposting siaran di Facebook.

"Momen yang sangat berharga pagi ini," kata Sandi Oswald di Facebook.

Baca juga: Komentar Ketua DPR AS Soal China Dinilai Konyol

Klip lucu Dutra bahkan mendapat perhatian nasional ketika diangkat sebagai Play of the Day di Good Morning America ABC.

Beberapa pemirsa senang mengetahui bahwa mereka tidak sendirian mencoba menavigasi teknologi baru.

"Kamu membuat beberapa senior benar-benar bahagia hari ini! Bukan hanya mereka yang belum memahami teknologi baru," komentar Barbara Devereux.