MOSKWA, KOMPAS.com - Mantan pejabat Vladimir Putin dilarikan ke rumah sakit dengan "dugaan keracunan", beberapa bulan setelah melarikan diri dari Rusia sebagai protes atas perang di Ukraina.
Dilansir dari The Sun pada Senin (1/8/2022), Anatoly Chubais dalam perawatan intensif setelah mengeluh mati rasa di lengan dan kakinya.
Baca juga: Putin Teken Doktrin Maritim Rusia Terbaru, Tetapkan AS-NATO sebagai Ancaman Besar
Spesialis dalam setelan hazmat terlihat mengalir ke kamar Chubais setelah dia jatuh sakit di negara yang tidak ditentukan di Eropa.
Laporan tentang penyakitnya yang tiba-tiba pertama kali diterbitkan oleh jurnalis dan mantan kandidat presiden Rusia, Ksenia Sobchak.
Chubais (67 tahun) awalnya didiagnosis dengan sindrom Guillain-Barre - penyakit saraf langka dan serius yang dapat mengancam jiwa yang mempengaruhi saraf di kaki, tangan, dan anggota badan. Ini menyebabkan mati rasa, kelemahan dan rasa sakit.
Tetapi para penyelidik tetap berpikiran terbuka setelah kasus berulang, di mana musuh Putin diracun sampai mati.
Sobchak berkata: "Dalam kasus ini, diagnosisnya mungkin berubah."
Dia mengatakan bahwa "ruangan tempat Chubais berada ketika dia merasa tidak enak badan diperiksa oleh spesialis dengan pakaian pelindung bahan kimia".
Polisi juga "menanyai semua saksi", tambahnya dilansir dari The Sun.
Baca juga: Putin Tegaskan Rudal Zircon Segera Diterjunkan untuk AL Rusia
Istri korban, Avdotya Smirnova (56 tahun), seorang sutradara film, mengatakan kondisinya "tidak stabil", kata Sobchak.
“Menjadi buruk, tiba-tiba lengan dan kaki mati rasa,” katanya.
Chubais sendiri dikutip mengatakan: “Saya telah dirawat di rumah sakit di salah satu klinik Eropa dengan diagnosis sindrom Guillain-Barré. Kondisi tingkat keparahan sedang, stabil."
Chubais berhenti sebagai utusan khusus Putin untuk organisasi internasional pada Maret, dan meninggalkan Rusia untuk tinggal di pengasingan sebagai protes tentang perang, kata laporan media.
Dia dipandang sebagai pejabat Rusia paling senior yang mengundurkan diri karena alasan ini.
Anatoly Chubays- Putin's adviser who left Russia in what was seen as a protest against the war - is in serious condition with a rare immune disorder, people close to him report. Ksenia Sobchak reports experts in hazmat suits arrived to pick him up after he fell ill.
— Christo Grozev (@christogrozev) July 31, 2022
Dia adalah mantan wakil perdana menteri Kremlin yang memimpin privatisasi ekonomi Rusia setelah jatuhnya komunisme di pemerintahan Boris Yeltsin.
Dia tetap menjadi tokoh kunci di bawah Putin, dan dari 1998 hingga pengasingannya tahun ini, dia memimpin monopoli tenaga listrik milik negara Rusia RAO UES dan perusahaan nanoteknologi RUSNANO.
Pada awal Juni dia difoto di supermarket Siprus, dan sebelumnya ada laporan bahwa dia berada di Israel dan Turki.
Baca juga: Nyanyian Pro-Putin Picu Kemarahan di Pertandingan Sepak Bola Turki
The Sun melaporkan setidaknya lima oligarki Rusia yang dekat dengan Putin diduga dibunuh, yang dilihat sebagai upaya “bersih-bersih” dari mantan sekutunya yang kaya.
Sejak awal tahun, empat bos industri gas yang terkait dengan Putin dan seorang eksekutif medis terkemuka Rusia telah meninggal secara misterius.
Beberapa meyakini mereka dibunuh karena diduga ada kesamaan dalam cara kematian mereka.
Pada 25 Februari - sehari setelah Putin memerintahkan pasukannya ke Ukraina - tubuh Alexander Tyulakov, seorang pejabat senior keuangan dan keamanan Gazprom di tingkat wakil direktur jenderal, ditemukan oleh kekasihnya.
Leher pria 61 tahun itu terjerat di rumahnya yang seharga 500.000 poundsterling setara Rp 9 miliar.
Baca juga: Amber Heard Ungguli Putin dalam Daftar Orang Paling Dibenci 2021
Hanya tiga minggu sebelumnya - dalam perumahan elit yang sama di wilayah Leningrad - Leonid Shulman, kepala transportasi di Gazprom Invest, ditemukan tewas.
Pria berusia 60 tahun itu ditemukan dengan beberapa luka tusukan di lantai kamar mandinya.
Sementara itu, Vladislav Avayev (51 tahun), mantan wakil presiden Gazprombank dan mantan pejabat Kremlin, ditemukan tewas tertembak di penthouse elit Moskwa.
Dan beberapa hari kemudian, Sergey Protosenya *55 tahun), ditemukan gantung diri di Spanyol. Protosenya adalah mantan wakil ketua Novotek, sebuah perusahaan yang terkait erat dengan Kremlin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.