Namun, kunjungan Presiden AS Joe Biden ke Arab Saudi pada pekan ini tampaknya akan mengembalikan posisinya di panggung internasional, dan memaksa para pemimpin dunia untuk berurusan dengannya.
Pangeran MBS, dikenal karena ambisinya yang sangat besar, mulai dari membangun megacity futuristik yang dikenal sebagai NEOM hingga mengobarkan perang tujuh tahun di negara tetangga, Yaman.
Pria yang beken dengan sebutan MBS itu diketahui menyukai makanan cepat saji dan video gim Call of Duty. Dia juga sangat kaya, memiliki kapal pesiar senilai 500 juta dollar AS hingga puri istana di Perancis.
Tidak seperti pangeran Saudi lainnya yang berbicara dengan aksen Inggris dan bergaya dengan setelan jas, dan gelar Oxford, MBS menganut akar Badui negara itu, yang terbiasa mengenakan jubah tradisional dan sandal.
Baca juga: Tak Ada Normalisasi Arab Saudi-Israel dalam Lawatan Biden
Di bawah pemerintahannya, polisi agama kerajaan tidak lagi memiliki wewenang. Bioskop kembali dibuka, turis asing bebas masuk, terselenggaranya festival film, opera, Grand Prix Formula 1, tinju kelas berat, hingga gulat profesional,
Namun, dia juga telah memenjarakan para kritikus dan melakukan upaya pembersihan elit bangsa dengan menahan dan mengancam sekitar 200 pangeran dan pengusaha di hotel Ritz-Carlton Riyadh dalam tindakan keras anti-korupsi 2017.
"MBS adalah karakter yang sangat memecah belah, dipuji oleh para pendukung sebagai pengubah permainan yang telah lama ditunggu-tunggu," tulis Ben Hubbard dalam MBS: The Rise to Power of Muhammad bin Salman.
"Dia bertekad untuk memberi Saudi masa depan yang cerah, makmur, dan menunjukkan kemauan yang teguh untuk menghancurkan musuh-musuhnya," tambahnya.
Pangeran MBS telah berjanji untuk membentuk Arab Saudi yang moderat dan menarik investor internasional untuk visi 2030 yang luas untuk mendiversifikasi ekonomi yang bergantung pada minyak.
Baca juga: Biden Bela Kunjungan ke Arab Saudi meski Sempat Sebut Putra Mahkota sebagai Paria
"Kami ingin menjalani kehidupan normal,” katanya kepada para pemimpin bisnis di Riyadh. "Yang kami lakukan adalah kembali ke diri kami sebelumnya, Islam moderat yang terbuka untuk semua agama dan terbuka untuk dunia."
"70 persen penduduk Saudi berusia di bawah 30 tahun dan sejujurnya, kami tidak akan menghabiskan 30 tahun ke depan hidup kami berurusan dengan ide-ide ekstremis. Kami akan menghancurkan mereka hari ini," ungkap MBS.
Inisiatif MBS yang paling ambisius adalah proyek NEOM senilai 500 miliar dollar AS di pantai Laut Merah, yang ditenagai oleh energi surya dan dikelola oleh robot, yang digambarkan sang pangeran sebagai lompatan peradaban bagi kemanusiaan.
Mencerminkan harapan penduduk muda negara itu, Pangeran MBS telah melonggarkan pembatasan hak-hak perempuan, memungkinkan mereka untuk mengemudi mobil, menghadiri acara olahraga dan konser bersama laki-laki, dan mendapatkan paspor tanpa harus meminta persetujuan wali laki-laki.
Seiring dengan reformasi yang dijalankan MBS, muncul tindakan keras terhadap para pembangkang, termasuk intelektual dan aktivis hak-hak perempuan, bagian dari strategi nyata untuk membasmi jejak oposisi sebelum transfer kekuasaan resmi dari Raja Salman.
Pergeseran ini mungkin merupakan pengakuan bahwa Pangeran MBS, yang masih berusia 30-an, dapat memerintah Arab Saudi selama setengah abad atau lebih.
Baca juga: Arab Saudi Terapkan Kuota Haji Sistem Undian untuk Sejumlah Negara, Apa Dampaknya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.