Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB: Jumlah Kelaparan Global Meningkat Tajam hingga 150 Juta Orang

Kompas.com - 07/07/2022, 14:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

KOMPAS.com - PBB menyebut jumlah orang yang kelaparan di dunia meningkat 150 juta orang sejak dimulainya pandemi corona.

PBB juga memperingatkan bahwa krisis pangan yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina berisiko mendorong negara-negara yang terkena dampak terburuk menjadi kelaparan.

Dilansir Guardian, PBB menyebut secara global, jumlah penderita kekurangan gizi kronis meningkat menjadi sebanyak 828 juta tahun lalu, meningkat dari sekitar 46 juta pada tahun sebelumnya.

Baca juga: G7 dan PBB Keluarkan Kecaman atas Serangan Rusia ke Mal Kremenchuk: Barbar dan Mengerikan

Namun, dengan harga bahan bakar, staples makanan dan pupuk melonjak sejak invasi ke Ukraina, total itu diperkirakan akan meningkat lebih lanjut pada tahun berikutnya.

Skenario ini memungkinkan beberapa orang termiskin di dunia jatuh ke dalam kelaparan, bentuk paling ekstrim dari kekurangan makanan.

"Ada bahaya nyata angka-angka ini akan meningkat bahkan dalam beberapa bulan ke depan," kata David Beasley, direktur eksekutif Program Pangan Dunia (WFP) PBB.

"Peningkatan harga pangan, bahan bakar, dan pupuk global akibat krisis di Ukraina mengancam akan mendorong negara-negara di seluruh dunia menjadi kelaparan."

"Hasilnya adalah destabilisasi global, kelaparan dan migrasi massal dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya," katanya memperingatkan.

"Kita harus bertindak hari ini untuk mencegah bencana yang menjulang ini."

Baca juga: PBB Sebut Dunia Hadapi Darurat Laut, Apa Bahayanya?

Karena ketidakpastian yang disebabkan oleh dampak yang berkepanjangan dari lockdown Covid, laporan itu, yang dirilis pada hari Rabu (6/7/2022), tidak dapat memberikan angka yang tepat untuk jumlah orang yang kelaparan pada tahun 2021.

Sebaliknya, laporan memperkirakan bahwa totalnya antara 702 juta dan 828 juta. Ini kira-kira dengan sekitar 10,5 persen dari populasi dunia.

Diperkirakan 45 juta anak di bawah lima tahun menderitan dan disia-siakan, juga mengalami bentuk malnutrisi paling mematikan, yang meningkatkan risiko kematian anak-anak hingga 12 kali lipat, kata laporan itu.

Sekitar 149 juta anak di bawah lima tahun mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat karena kurangnya nutrisi penting secara kronis.

Baca juga: Sekjen PBB Peringatkan Malapetaka akibat Kekurangan Pangan Global

Gilbert Houngbo, presiden International Fund for Agricultural Development (IFAD), mengatakan bahwa, menurut proyeksi, kekurangan gizi kronis akan mempengaruhi hampir 670 juta orang pada 2030.

Angka yang sama dengan 2015, ketika PBB bersumpah untuk memberantas kelaparan pada 2030 sebagai bagian dari tujuan pembangunan berkelanjutan.

"Ini berarti semua upaya dalam 15 tahun itu akan dihapuskan oleh krisis yang berbeda yang sedang dialami dunia," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com