LISBON, KOMPAS.com - Dunia sedang menghadapi "darurat laut".
Ini kata Sekjen PBB Antonio Guterres yang baru-baru ini memperingatkan hal ini ketika ribuan aktivis, ilmuwan dan pemimpin berkumpul di Konferensi Kelautan PBB di ibu kota Portugal.
Agenda ini pun menyerukan penguatan langkah-langkah perlindungan laut.
Baca juga: Sekjen PBB Peringatkan Malapetaka akibat Kekurangan Pangan Global
“Kami telah menerima lautan begitu saja,” kata Guterres kepada pembuat kebijakan, pakar dan advokat pada pembukaan pleno hari Senin (27/6/2022) di Lisbon, dilansir Al Jazeera.
Dia menggambarkan bagaimana laut telah dihantam oleh perubahan iklim dan polusi.
“Saya mendesak semua peserta di Konferensi Kelautan PBB memperbaiki kesalahan ini dan melakukan bagian kita untuk laut. Kita harus mengambil tindakan dan membalikkan keadaan,” katanya.
Menarik orang-orang dari lebih dari 120 negara, Konferensi Kelautan lima hari ini berfokus pada pemulihan kesehatan lautan, yang menutupi 70 persen permukaan bumi dan menyediakan makanan dan mata pencaharian bagi miliaran orang.
Baca juga: PBB: Situasi Kemanusiaan di Ukraina Timur Sangat Mengkhawatirkan
Lautan adalah rumah bagi sekitar 700.000 hingga satu juta spesies dan menghasilkan lebih dari setengah oksigen dunia.
Namun, mereka telah menghadapi dampak perubahan iklim, termasuk pemanasan global, polusi, dan pengasaman.
Di sebuah pantai di Lisbon, para aktivis dengan kelompok Pemberontakan Laut mengadakan demonstrasi dengan membawa plakat bertuliskan, "Saat laut mati, kita mati".
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.