Penyebab krisis Sri Lanka lainnya adalah salah urus ekonomi – termasuk larangan pupuk yang tidak dipikirkan dengan matang dan pembebasan pajak untuk perusahaan dan orang kaya, di bawah pemerintahan yang didominasi oleh keluarga Rajapaksa.
“Kami tampaknya telah mencapai kesepakatan dengan IMF di tingkat staf. Dan ini diperlukan untuk menstabilkan ekonomi,” kata Wickremesinghe, seraya menambahkan dia akan mengungkapkan rincian lebih lanjut di parlemen minggu ini.
Perdana menteri juga mengatakan pemerintahnya berencana untuk memasukkan anggaran sementara, kemungkinan besar pada Agustus.
Baca juga: UPDATE Sri Lanka Bangkrut: Cadangan BBM Tersisa Kurang dari Sehari!
Sementara itu, para pengunjuk rasa telah berkemah di Galle Face di Kolombo sejak April dan menuntut pencopotan Presiden Gotabaya Rajapaksa, menyalahkan dia dan kakak laki-lakinya, Mahinda Rajapaksa, karena membuat perekonomian terpuruk.
Mereka juga menyerukan penghapusan kursi kepresidenan eksekutif, sebagai bagian dari dorongan untuk reformasi politik.
Wickremesinghe mengatakan bahwa dia mendukung tuntutan para pengunjuk rasa untuk perubahan dalam sistem politik.
“Saya tidak berpikir pengunjuk rasa memiliki banyak tuntutan; mereka hanya ingin perubahan,” katanya, menambahkan bahwa ini bukan hanya tentang menghapuskan hak eksekutif presiden, tapi bagaimana membuat parlemen kuat.
“Orang-orang muda … merasa bahwa mereka telah ditinggalkan oleh sistem saat ini dan itu adalah poin valid yang telah mereka buat dan partai-partai harus terbuka,” tambah Wickremesinghe.
Menurutnya, anak muda perlu diberi wadah untuk terjun ke dunia politik sehingga mampu membentuk masa depan negara.
“Saya telah membuat beberapa proposal mengenai perubahan struktur parlemen, dan merujuknya ke mantan Ketua Karu Jayasuriya; laporannya tersedia, keduanya akan diajukan di parlemen, kemungkinan besar pada Rabu (6/7/2022),” kata Wickremesinghe.
Dia telah mengusulkan peningkatan pengawasan parlemen dan keterlibatan partai-partai dalam pemerintahan.
Baca juga: Sri Lanka Bangkrut, India Berpeluang Geser Pengaruh China
Pemimpin veteran, yang dipandang memiliki hubungan baik dengan Barat ini, mengatakan dia telah berusaha untuk mendapatkan dukungan dari berbagai kelompok negara. Ini termasuk dari India, China, Jepang, Amerika Serikat dan Inggris, serta dari negara anggota Uni Eropa.
“Pemain utamanya adalah Jepang, India, dan China. Jepang telah menyatakan minatnya untuk menjadikan Tokyo sebagai tempat pertemuan konferensi donor,” kata perdana menteri.
“Ini akan menjadi konferensi yang unik,” katanya tentang partisipasi dua anggota QUAD – India dan Jepang – dan China, yang menjalankan proyek infrastruktur global Belt and Road Initiative.
“Jadi ini akan menjadi konferensi geopolitik yang menarik,” katanya, seraya menambahkan bahwa dia telah berbicara dengan India dan China – saingan regional yang bergesekkan, untuk mendapatkan pijakan di Sri Lanka.