Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baru Diresmikan, Pabrik Baru Tesla Terancam Rugi Besar karena China, Ini Sebabnya

Kompas.com - 23/06/2022, 19:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Pabrik baru Tesla di Jerman dan AS terancam merugi miliaran dollar AS karena kekurangan dan gangguan pasokan baterai di China.

Hal tersebut disampaikan langsung CEO Tesla Elon Musk, sebagaimana dilansir BBC, Rabu (23/6/2022).

Dia menuturkan, dua pabrik baru Tesla masing masing di Berlin, Jerman, dan Austin, Texas, AS, tersebut kini menjadi mesin pembakar uang raksasa.

Baca juga: Autopilot Tesla Terlibat 273 Kecelakaan Jalan Raya di Amerika Serikat

Lockdown karena Covid-19 di China tahun ini, termasuk di Shanghai tempat Tesla memiliki pabrik besar, semakin mempersulit perusahaan untuk beroperasi.

Dalam beberapa pekan terakhir, Musk telah memperingatkan tentang gelombang pemecatan di Tesla.

“Baik pabrik Berlin dan Austin adalah tungku uang raksasa saat ini. Ini benar-benar seperti suara menderu raksasa, yang merupakan suara uang terbakar,” kata Musk.

“Ada banyak biaya dan hampir tidak ada hasil,” tambah Musk dalam sebuah wawancara dengan Tesla Owners of Silicon Valley.

Baca juga: Ada Kembaran Elon Musk di China, Namanya Elong Musk dan Naik Tesla Juga

Musk menuturkan, dua pabrik Tesla di Berlin dan AS telah kepayahan untuk meningkatkan produksi sejak diresmikan awal tahun ini.

Pabrik Tesla di Austin saat ini memproduksi sejumlah "kecil" mobil, sebagian karena beberapa komponen untuk baterainya "terjebak" di pelabuhan China.

“Ini semua akan diperbaiki dengan sangat cepat tetapi membutuhkan banyak perhatian,” tutur Musk.

Wawancara tersebut direkam pada akhir bulan lalu, tetapi bagian mengenai kerugian pabrik Tesla di Austin dan Berlin baru diunggah pada Rabu (22/6/2022).

Baca juga: Tesla Tarik 14.600 Unit Mobil Lagi di China karena Cacat Software

Pihak berwenang di China menerapkan lockdown di sejumlah kota awal tahun ini sebagai tanggapan atas lonjakan infeksi Covid-19.

Pembatasan ketat diberlakukan pada pergerakan orang dan barang, termasuk di Shanghai.

Musk mengatakan, lockdown di Shanghai merupakan insiden yang sangat sulit bagi Tesla.

Pasalnya, Tesla dilaporkan menghentikan sebagian besar produksinya di Shanghai selama berminggu-minggu.

Baca juga: Twitter Terbeli, Tesla Merugi: Kekhawatiran Investor Pasca-Twitter Didanai Elon Musk

Pabrik Tesla di Shanghai kemungkinan akan ditutup lagi selama dua pekan pada bulan depan untuk pekerjaan perbaikan, menurut kantor berita Reuters.

Pekerjaan tersebut dilakukan untuk meningkatkan output pabrik agar mampu menggapai tujuan perusahaan untuk memproduksi 22.000 mobil setiap pekan.

Pekan ini, Musk menuturkan bahwa Tesla berencana merumahkan 3,5 persen karyawannya setelah sebelumnya mengatakan bahwa dia memiliki perasaan yang sangat buruk tentang ekonomi.

Baca juga: Tesla Tarik 127.785 Unit di China karena Cacat Berisiko Tabrakan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com