Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gempa Afghanistan: Pihak Berwenang Kesulitan Jangkau Daerah Terpencil, Jaringan Komunikasi Buruk

Kompas.com - 23/06/2022, 17:01 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

KABUL, KOMPAS.com – Pihak berwenang Afghanistan pada Kamis (23/6/2022) kesulitan menjangkau daerah terpencil yang dilanda gempa bumi yang menewaskan 1.000 orang.

Selain itu, jaringan komunikasi yang buruk dan kurangnya jalan yang layak menghambat upaya evakuasi, sebagaimana dilansir Reuters.

Sebelumnya, Gempa bermagnitudo 6,1 mengguncang wilayah pegunungan terpencil dekat perbatasan Pakistan di tenggara Kabul pada Rabu (22/6/2022) pagi waktu setempat.

Baca juga: BERITA FOTO: Situasi Terkini Gempa Afghanistan yang Tewaskan 1.000 Orang

“Kami tidak dapat menjangkau daerah itu, jaringannya terlalu lemah, kami mencoba untuk mendapatkan pembaruan,” kata Juru Bicara Komandan Militer Taliban di Provinsi Paktika Mohammad Ismail Muawiyah.

Muawiyah menuturkan, gempa itu menewaskan sekitar 1.000 orang dan melukai 1.500 lainnya. Selain itu, lebih dari 3.000 rumah hancur.

Sejauh ini, sekitar 600 orang berhasil diselamatkan dari berbagai daerah yang terkena dampak pada Rabu malam.

Baca juga: Cerita Korban Gempa Afghanistan yang Tewaskan 1.000 Orang: Mengerikan, Tangisan di Mana-mana

Kota Gayan, dekat dengan pusat gempa, mengalami kerusakan parah. Sebagian besar bangunan berdinding lumpur di sana rusak atau runtuh total, lapor tim Reuters.

Gayam dipenuhi pasukan Taliban dan ambulans ketika sebuah helikopter yang membawa pasokan bantuan mendarat di dekatnya. Sekitar 300 orang duduk di tanah menunggu pasokan.

Operasi penyelamatan itu akan menjadi ujian besar bagi Taliban, yang mengambil alih Afghanistan pada Agustus 2021 setelah didera perang selama dua dekade dan terputus dari banyak bantuan internasional karena sanksi.

Baca juga: Gempa Afghanistan: Korban Tewas Meningkat Melebihi 1.000 Jiwa, Taliban Memohon Bantuan

Kementerian Perrtahanan Afghanistan yang dipimpin Taliban saat ini memimpin upaya penyelamatan.

Sejumlah media Afghanistan menerbitkan gambar-gambar rumah yang hancur dan mayat-mayat bergelimpangan beberapa jam setelah gempa melanda.

Reuters melaporkan, sulit mengumpulkan informasi yang akurat dari desa-desa terpencil yang diguncang gempa.

Baca juga: Disebut Paling Mematikan, Gempa Afghanistan Tewaskan 1.000 Orang, 1.500 Luka, Ratusan Rumah Hancur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com