Sergey diberi saran bahwa kembali ke unitnya merupakan hal penting, karena langsung pergi tanpa pemberitahuan bisa digolongkan sebagai desersi. Itu bisa membuatnya dihukum penjara selama dua tahun.
Pengacara hak asasi manusia di Rusia, Alexei Tabalov, menggarisbawahi sebuah klausul dalam hukum militer yang membolehkan serdadu menolak bertempur jika mereka tidak ingin melakukannya.
Namun, para komandan berupaya mengintimidasi para prajurit kontrak agar mereka tidak kembali ke unit, menurut Tabalov.
Sergei Krivenko, pengacara HAM lainnya, mengaku belum tahu apakah ada hukuman yang dijatuhkan kepada para serdadu yang menolak bertempur.
Meski begitu, bukan berarti tidak ada upaya mendakwa para prajurit tersebut.
Seorang komandan di bagian utara Rusia meminta kasus pidana digelar di pengadilan, untuk menjerat bawahannya yang tidak mau berperang di Ukraina.
Namun, seorang jaksa militer menolak melanjutkan kasus itu, sebagaimana tertera dalam beberapa dokumen yang dilihat BBC.
Gugatan semacam itu tergolong "prematur" lantaran tanpa peninjauan mudarat yang mungkin ditimbulkan prajurit terhadap dinas militer, kata jaksa militer tersebut.
Baca juga: Di Hari Ke-100 Invasi Rusia, Zelensky Berseru: Kemenangan Akan Jadi Milik Kita
Meski rencana gugatan itu gugur, tidak ada jaminan bahwa gugatan serupa tidak akan mengemuka di masa mendatang.
Serdadu-serdadu seperti Sergey yang menolak kembali ke garis depan bukanlah hal unik, menurut Ruslan Leviev selaku editor Conflict Intelligence Team, tim media yang menyelidiki pengalaman militer Rusia di Ukraina melalui wawancara rahasia dan menelisik materi sumber terbuka.
Leviev berkata, timnya mengestimasi terdapat prajurit kontrak Rusia dalam jumlah signifikan yang dikerahkan untuk bertempur pada masa awal invasi ke Ukraina dan menolak dikirim lagi.
Media independen Rusia juga melaporkan ratusan kasus serdadu yang menolak dikirim lagi ke Ukraina sejak awal April.
Beberapa pengacara dan pegiat HAM yang diwawancarai BBC mengatakan, secara regular mereka memberikan konsultasi kepada para prajurit yang berupaya menolak kembali ke Ukraina.
Setiap orang yang BBC wawancarai telah menangani puluhan kasus. Mereka meyakini prajurit-prajurit itu juga berbagi saran kepada kolega-kolega mereka.
Adapun Sergey, yang tidak ingin kembali bertempur di garis depan, mengaku tetap ingin menuntaskan dinas militer di Rusia untuk menghindari konsekuensi yang tak diinginkan.
Itu artinya, walau surat penolakan bertempur di Ukraina diterima, tidak ada jaminan bahwa dia tidak akan dikirim lagi ke Ukraina selama dirinya masih menjadi tentara Rusia.
"Saya bisa melihat bahwa perang ini berlanjut, tidak akan berhenti. Dalam bulan-bulan yang tersisa ini (wajib militer), apa pun - termasuk yang terburuk bisa terjadi."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.