KYIV, KOMPAS.com - Pakar Barat menilai Rusia pertaruhkan “biaya yang sangat besar” untuk menguasai wilayah teritorial yang terbatas selama 100 hari perang di Ukraina.
Militer Ukraina memperkirakan menewaskan lebih dari 30.000 tentara Rusia. Rusia belum memperbarui jumlah kematian militernya sejak akhir Maret, ketika dikatakan 1.351 tentara telah tewas.
Al Jazeera yang mewartakan hal tersebut pada Jumat (3/6/2022) tidak dapat memverifikasi klaim militer kedua belah pihak secara independen.
PBB mengatakan lebih dari 4.000 warga sipil telah tewas di Ukraina, dan memperkirakan jumlah korban sipil yang sebenarnya jauh lebih tinggi.
Ukraina menuduh Rusia mendeportasi paksa hampir setengah juta warga Ukraina ke Rusia. Lebih dari 6,6 juta orang Ukraina telah meninggalkan negara itu, menurut PBB.
Lalu bagaimana biaya material untuk kedua belah pihak?
UK MoD has published a video map of Russia's attack and Ukraine's resistance over 100 days of the full-scale war. A good illustration for those who thought Ukraine would last mere days. pic.twitter.com/sg3MFIzhfM
— Stratcom Centre UA (@StratcomCentre) June 3, 2022
Baca juga: Masuki Hari Ke-100, Ini 5 Hal Perang Rusia Vs Ukraina yang Mengubah Dunia
Menteri keuangan Ukraina Serhiy Marchenko, mengatakan perang sejauh ini telah menelan biaya 8,3 miliar dollar AS untuk pengeluaran militer dan kemanusiaan, seperdelapan dari anggaran tahunan Ukraina.
Kyiv School of Economics melaporkan bahwa kerusakan infrastruktur Ukraina berjumlah sekitar 100 miliar dollar AS, dan beberapa analis mengatakannya lebih tinggi.
Tetapi Ukraina telah menerima sumbangan peralatan dan bantuan – 53,6 miliar dollar AS dari AS, dan 4,8 miliar dollar AS dari Uni Eropa. Komitmen untuk rekonstruksi mungkin jumlahnya lebih besar.
Rusia telah menderita lebih sedikit kerugian ekonomi dalam jangka pendek.
Majalah Forbes menghitung ongkos perang Rusia di Ukraina melalui kerugian peralatan militernya mencapai 13 miliar dollar AS, tetapi ini digantikan oleh ekspor energi, menurut para ekonom.
“Gas (alam) memiliki pasokan yang tidak elastis, sehingga harga naik dan Anda (konsumen) membuat pendapatan Rusia naik dua kali lipat sejak awal perang – sekitar 60 miliar AS,” kata George Papakonstantinou, profesor ekonomi di European University Institute.
“Jadi jika Anda berpikir perang itu menelan biaya sekitar 1 miliar dollar AS per hari dan mereka menghasilkan 1 miliar dollar AS sehari, itu seimbang,” katanya kepada Al Jazeera dilansir pada Jumat (3/6/2022).
Rubel telah pulih setelah sanksi terhadap ekonomi Rusia.
Sementara larangan ekspor barang dan jasa Barat ke Rusia telah memberi negara itu surplus neraca berjalan yang sehat, dan permintaan mata uang asing sangat rendah, menurut analis pasar.
Baca juga: Presiden Perancis: Putin Bikin Kesalahan Bersejarah di Ukraina