Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tewas Akibat Banjir dan Tanah Longsor Brasil Mencapai 100 Jiwa

Kompas.com - 01/06/2022, 12:01 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

RECIFE, KOMPAS.com - Korban tewas akibat banjir dan tanah longsor Brasil setelah hujan deras di timur laut "Negeri Samba" telah mencapai 100 jiwa, menurut laporan AFP dan surat kabar Folha de S Paulo Brasil, mengutip pejabat setempat.

Tanah longsor menghancurkan seluruh komunitas miskin di luar kota Recife, ibu kota negara bagian Pernambuco.

Baca juga: Banjir Bandang dan Tanah Longsor Terjang Brasil, 34 Orang Tewas

Pejabat manajemen bencana lokal mengatakan pada Selasa (31/5/2022) bahwa setidaknya 14 orang masih hilang, sebagaimana dilansir Al Jazeera.

Gubernur negara bagian Pernambuco, Paulo Camara, dalam sebuah wawancara dengan media lokal, mengatakan prioritas pemerintah adalah menemukan mereka yang masih hilang di tengah tanah longsor dan banjir besar.

"Kami tidak akan berhenti sampai kami menemukan semua yang hilang. Ini adalah poin fundamental saat ini," kata Camara.

Reuters melaporkan, ini adalah peristiwa banjir besar keempat dalam lima bulan, menggarisbawahi kurangnya perencanaan kota di lingkungan berpenghasilan rendah di sebagian besar Brasil, di mana kota-kota kumuh sering dibangun di lereng bukit yang rawan runtuh.

Pada akhir Desember dan awal Januari, puluhan orang tewas dan puluhan ribu mengungsi saat hujan mengguyur negara bagian Bahia, yang juga terletak di timur laut Brasil.

Sedikitnya 18 orang lagi tewas akibat banjir di negara bagian tenggara Sao Paulo pada Januari.

Sementara hujan deras di negara bagian Rio de Janeiro menewaskan lebih dari 230 orang pada bulan berikutnya.

Foto 30 Mei 2022 ini disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Brasil, menunjukkan pemandangan dari udara di atas area banjir setelah hujan lebat di Recife, negara bagian Pernambuco, Brasil.AP PHOTO/CLAUBER CLEBER CAETANO Foto 30 Mei 2022 ini disediakan oleh Kantor Pers Kepresidenan Brasil, menunjukkan pemandangan dari udara di atas area banjir setelah hujan lebat di Recife, negara bagian Pernambuco, Brasil.

Baca juga: 136 Korban Tewas, 218 Masih Hilang akibat Banjir Bandang dan Longsor Brasil

Presiden Brasil Jair Bolsonaro telah terbang di atas daerah itu pada Senin (30/5/2022). Dia berjanji untuk melakukan segala yang mungkin untuk "meringankan rasa sakit" dari mereka yang terkena dampak.

Bolsonaro mengutip bencana serupa baru-baru ini di pegunungan di atas Rio de Janeiro, di negara bagian Bahia selatan dan di negara bagian Minas Gerais.

“Ironisnya, bencana ini terjadi di negara seukuran benua,” kata Bolsonaro.

“Kami semua jelas sedih. Kami menyampaikan simpati kepada anggota keluarga. Tujuan kami yang lebih besar adalah untuk menghibur keluarga dan juga, dengan sarana materi, melayani penduduk.”

Bolsonaro mengumumkan pemerintahnya akan mengalokasikan 210 juta dollar AS (Rp 3 triliun) untuk membantu para korban.

Jumlah kotamadya yang telah menyatakan situasi darurat di Pernambuco naik menjadi 24 pada Selasa (31/5/2022), menurut Folha de S Paulo.

Bencana alam juga telah memaksa hampir 6.200 orang keluar dari rumah mereka, kata surat kabar itu.

Baca juga: Polisi Brasil Tewaskan Seorang Tersangka Saat Memasukkannya ke Bagasi Mobil

Para ilmuwan mengatakan perubahan iklim mendorong curah hujan yang lebih tinggi, meningkatkan kemungkinan banjir dan tanah longsor.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), sebuah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang bertugas menilai ilmu pengetahuan terkait perubahan iklim, melabeli Recife sebagai salah satu wilayah metropolitan paling rentan di dunia.

“Pesisir dataran rendah di beberapa negara Amerika Latin … dan kota-kota besar (misalnya, Buenos Aires, Rio de Janeiro dan Recife) termasuk yang paling rentan terhadap variabilitas iklim, dan peristiwa hidrometeorologi ekstrem seperti hujan dan badai angin, dan subtropis dan siklon tropis (angin topan) dan gelombang badai yang terkait,” kata IPCC dalam laporan 2007.

Dalam laporan yang dirilis awal tahun ini, IPCC juga memperingatkan daerah perkotaan, yang kurang makmur tanpa kapasitas untuk beradaptasi dengan perubahan iklim, akan menghadapi risiko paling besar.

“Secara global, pertumbuhan paling cepat dalam kerentanan dan keterpaparan perkotaan terjadi di kota-kota dan permukiman di mana kapasitas adaptif terbatas – terutama di permukiman yang tidak terencana dan informal di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah dan di 9 pusat kota berukuran sedang dan kecil,” tulis laporan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Pertama Kali, Korea Utara Tampilkan Foto Kim Jong Un Beserta Ayah dan Kakeknya

Global
Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Penumpang Singapore Airlines Dirawat Intensif, 22 Cedera Tulang Belakang, 6 Cedera Tengkorak

Global
Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Krisis Kemanusiaan Gaza Kian Memburuk, Operasi Kemanusiaan Hampir Gagal

Global
Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Nikki Haley, Saingan Paling Keras Trump Berbalik Arah Dukung Trump

Global
Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Rusia Serang Kharkiv, Ukraina Evakuasi 10.980 Orang

Global
Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Menerka Masa Depan Politik Iran Setelah Kematian Presiden Raisi

Global
Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Ongkos Perang Ukraina Mulai Bebani Negara Barat

Global
Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Israel Mulai Dikucilkan Negara-negara Eropa, Bisakah Perang Segera Berakhir?

Global
Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Rangkuman Hari Ke-819 Serangan Rusia ke Ukraina: Pemulangan 6 Anak | Perebutan Desa Klischiivka

Global
China 'Hukum' Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

China "Hukum" Taiwan yang Lantik Presiden Baru dengan Latihan Militer

Global
UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com