Anggota-anggota unit itu juga diduga terlibat dalam upaya membebaskan para pemimpin pro-Rusia dari Ukraina pada 2014. Unit ini tetap diawasi ketat oleh intelijen Barat.
Baca juga: Kerabat Pasukan Ukraina Minta Xi Jinping Bebaskan Pengepungan Azovstal
Namun, melakukan penjagaan satu demi satu agen mata-mata adalah pekerjaan yang mahal.
Saat intelijen Barat di Rusia telah lama menjadi subjek pengawasan sepanjang waktu, para mata-mata Rusia di ibu kota negara-negara Barat tidak.
"Semakin besar kehadirannya, semakin sukar untuk menutup apa yang mereka lakukan," kata seorang pegawai AS kepada BBC.
Sekarang kondisinya telah berubah.
Negara-negara Barat menegaskan, pengusiran pejabat-pejabat Rusia lebih dari sekedar simbol protes akan serangan ke Ukraina, tetapi juga menjadi strategi untuk melemahkan kapasitas intelijen Rusia untuk melakukan hal-hal yang buruk.
Orang Rusia telah "menertawakan" toleransi negara-negara Barat yang mengizinkan kehadiran mereka, kata seorang pejabat.
"Kami mencoba menimbulkan kerugian pada Rusia dengan mereduksi kapabilitas serangan mereka dan kemampuan mereka yang dapat menimbulkan ancaman bagi negara tetangganya dan Barat," kata seorang pejabat.
"Sejumlah negara Eropa telah mengambil tindakan untuk mengurangi kemampuan dinas intelijen Rusia di seluruh Eropa. Semua ini dirancang guna mengurangi ancaman mereka kepada kami."
Baca juga: Putin Tuding Ukraina Menangguhkan Pembicaraan Damai
Beberapa negara diyakini telah diinfiltrasi mata-mata Rusia dalam jumlah besar. Jerman, contohnya, yang telah mengusir 40 orang Rusia.
Namun, seorang pejabat intelijen Barat mengatakan, Jerman sebelumnya telah menampung lebih dari 100 perwira intelijen Rusia, yang bertindak seperti "kapal induk" dalam setiap operasi intelijen.
Lalu, mengapa Inggris tidak mengusir siapa pun? Pejabat Inggris mengatakan, mata-mata Rusia telah diusir setelah kasus serangan racun Salisbury.
Dan kini, satu-satunya mata-mata yang tersisa adalah petugas yang "dinyatakan" sebagai penghubung untuk kontak formal dengan Rusia. Gerak-gerik para penghubung itu pun disebut terus diawasi oleh badan intelijen Inggris, M15.
Sementara itu di Amerika Serikat, pengusiran paksa dilakukan berdasarkan hasil investigasi terhadap setiap individu.
"Semua ketetapan siapa yang diusir berdasarkan penyelidikan yang dikumpulkan FBI, berdasarkan apa yang mereka lakukan," kata seorang pejabat AS.