Negara-negara Barat telah bekerja sama untuk memastikan, siapa pun yang diusir tidak bisa dengan mudah untuk mengajukan permohonan visa di negara lain.
Pejabat keamanan mengatakan, mereka meyakini, pengusiran dalam waktu singkat akan "melemahkan" kekuatan intelijen Rusia, karena tindakan itu akan membuat sulit bagaimana operasi mata-mata dapat dilanjutkan, dan siapa yang dapat ditempatkan.
Rusia membalas tindakan itu dengan mengusir diplomat Barat - yang dalam praktiknya, banyak dari mereka bekerja sebagai diplomat "sebenarnya" daripada mata-mata.
Salah satu dari keluhan dinas-dinas keamanan Barat adalah ketidakseimbangan antara jumlah diplomat dan proporsi mata-mata Rusia di negara-negara Barat, dibandingkan dengan jumlah dari Barat yang bertugas di Moskwa.
Contoh, Rusia mengusir 40 orang Jerman, tetapi itu merupakan sepertiga dari seluruh kehadiran diplomatik di ibu kotanya.
Baca juga: Rusia Bantah Klaim Ukraina Rusak Kapal Vsevolod Bobrovdi di Laut Hitam
Invasi Rusia ke Ukraina mungkin menawarkan peluang lain, yaitu perekrutan agen-agen rahasia Moskwa yang merasa kecewa.
Sebagai contoh, penghancuran Musim Semi Praha oleh Moskwa pada 1968, yang menyebabkan kekecewaan di antara orang dalam Moskwa, dan membuka jalan perekrutan mereka sebagai agen Barat.
Di Washington DC, FBI telah menyebarkan iklan online yang menargetkan orang-orang di dekat Kedutaan Besar Rusia, menurut laporan Washington Post.
FBI mendorong mereka untuk berbicara dengan menggunakan rekaman Vladimir Putin yang secara terbuka mempermalukan kepala badan intelijen asing Rusia, SVR.
Sejak 2014, Ukraina juga telah menjadi pusat perebutan rahasia yang lebih brutal. Masing-masing pihak berusaha merekrut dan membasmi mata-mata, bahkan melibatkan tindakan pembunuhan pejabat tinggi Ukraina.
Badan-badan intelijen Barat dan pasukan khusus juga telah melatih rekan-rekan Ukraina selama bertahun-tahun, di samping bantuan militer yang lebih terbuka.
Mereka telah membantu menangkap mata-mata Rusia dan menawarkan pelatihan dalam aksi rahasia, termasuk oleh Cabang Darat CIA.
Pertempuran intelijen masih akan meningkat, terutama karena aktivitas rahasia yang menghadirkan satu pilihan bagi Moskwa: menghancurkan jalur pasokan yang membawa bantuan militer untuk Ukraina.
Serangan rudal terhadap konvoi atau fasilitas di Polandia akan sangat berisiko karena dapat memicu Pasal 5 Perjanjian NATO, mengenai Pertahanan Diri yang mengarah pada konflik habis-habisan.
Namun para pejabat intelijen Barat mengatakan, mereka khawatir bahwa jenis operasi sabotase yang terlihat di Republik Ceko pada 2014 dapat dicoba di Polandia. Ini mengingat peran kuncinya sebagai pos pasokan ke Ukraina.
Jenis “operasi klandestin” ini sering dilakukan oleh orang Rusia yang bepergian masuk dan keluar suatu negara, alih-alih diplomat. Tetapi pihak kedutaan tetap menyediakan infrastruktur yang memungkinkan untuk berlangsungnya kegiatan mereka, seorang pejabat intelijen Barat menjelaskan.
Harapannya, pengusiran besar-besaran ini akan membuat serangan intelijen, serta mata-mata tradisional, jauh lebih sulit sekarang. Paling tidak karena akan ada lebih sedikit mata-mata yang harus diawasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.