Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wajah-wajah Figur Publik Ini Dicuri oleh Akun Medsos Palsu untuk Dukung Vladimir Putin

Kompas.com - 16/05/2022, 13:28 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

Dia mengatakan Rusia telah mendukung India di masa lalu, sehingga orang India harus mendukung Rusia saat ini. Akun Twitter itu juga baru dia buat karena dia lupa dengan kata sandi pada akun sebelumnya.

Baca juga: Putin Punya “Penggemar Super” di Facebook, Apa Misi Mereka?

Bukan Barat

Akun-akun tersebut juga mengetwit kritikan terhadap negara-negara Barat, mengungkapkan solidaritas antara apa yang mereka sebut sebagai negara-negara Brics (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) dan menawarkan dukungan langsung kepada Putin.

"Kami berlandas gagasan bahwa kampanye informasi ini akan diarahkan ke Barat, namun tidak ada akun yang ditujukan ke Barat atau berasal dari Barat," kata Miller.

Untuk mengidentifikasi apa yang tampak seperti sekelompok akun tidak autentik, kata Miller, peneliti mengecek tanggal pembuatan akun, pola twit yang "tidak manusiawi" misalnya mengetwit selama 24 jam dalam sehari, serta topik-topik yang ditwit.

"Tidak satu pun dari akun-akun ini nampak jelas mencurigakan, namun ketika semuanya digabungkan baru kita bisa melihat jejaring yang mencurigakan," kata Miller.

Tidak adanya foto profil yang asli juga bisa menjadi penanda.

Dari sampel 100 akun yang dilacak oleh CASM, BBC menemukan bahwa 41 di antaranya tidak menggunakan foto profil.

Baca juga: India Larang Ekpor Gandum karena Gelombang Panas Rusak Panen

Sebanyak 30 akun lainnya menggunakan gambar ilustrasi atau foto sosok tertentu seperti Putin dan CEO Facebook Mark Zuckerberg.

Hanya seperempat di antaranya yang memiliki foto profil yang menggambarkan orang yang tampak nyata, meski beberapa di antaranya pun foto curian.

Twitter melarang peniruan identitas atas "individu, kelompok, atau organisasi untuk menyesatkan, membuat bingung, atau menipu orang lain".

Twitter mengatakan kepada BBC bahwa sejak perang dimulai, mereka telah menghapus lebih dari 100.000 akun karena pelanggaran manipulasi platform dan kebijakan spam, termasuk menangguhkan akun-akun yang terkait dengan tagar #IStandWithRussia dan #IStandWithPutin.

Twitter mengatakan telah menyelidiki dan menangguhkan ratusan akun yang ditermukan oleh penelitian CASM yang dikirim oleh BBC, termasuk 11 dari 12 akun yang secara khusus kami tandai karena menggukana foto profil orang lain.

Namun, tidak ditemukan bukti jejaring luas untuk memperkuat sentimen secara artifisial seputar perang Ukraina.

Baca juga: Orangtua di India Gugat Anaknya Rp 10 Miliar karena Tak Kunjung Dapat Cucu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com