Dia mengatakan Rusia telah mendukung India di masa lalu, sehingga orang India harus mendukung Rusia saat ini. Akun Twitter itu juga baru dia buat karena dia lupa dengan kata sandi pada akun sebelumnya.
Baca juga: Putin Punya “Penggemar Super” di Facebook, Apa Misi Mereka?
Akun-akun tersebut juga mengetwit kritikan terhadap negara-negara Barat, mengungkapkan solidaritas antara apa yang mereka sebut sebagai negara-negara Brics (Brasil, Rusia, India, China, Afrika Selatan) dan menawarkan dukungan langsung kepada Putin.
"Kami berlandas gagasan bahwa kampanye informasi ini akan diarahkan ke Barat, namun tidak ada akun yang ditujukan ke Barat atau berasal dari Barat," kata Miller.
Untuk mengidentifikasi apa yang tampak seperti sekelompok akun tidak autentik, kata Miller, peneliti mengecek tanggal pembuatan akun, pola twit yang "tidak manusiawi" misalnya mengetwit selama 24 jam dalam sehari, serta topik-topik yang ditwit.
"Tidak satu pun dari akun-akun ini nampak jelas mencurigakan, namun ketika semuanya digabungkan baru kita bisa melihat jejaring yang mencurigakan," kata Miller.
Tidak adanya foto profil yang asli juga bisa menjadi penanda.
Dari sampel 100 akun yang dilacak oleh CASM, BBC menemukan bahwa 41 di antaranya tidak menggunakan foto profil.
Baca juga: India Larang Ekpor Gandum karena Gelombang Panas Rusak Panen
Sebanyak 30 akun lainnya menggunakan gambar ilustrasi atau foto sosok tertentu seperti Putin dan CEO Facebook Mark Zuckerberg.
Hanya seperempat di antaranya yang memiliki foto profil yang menggambarkan orang yang tampak nyata, meski beberapa di antaranya pun foto curian.
Twitter melarang peniruan identitas atas "individu, kelompok, atau organisasi untuk menyesatkan, membuat bingung, atau menipu orang lain".
Twitter mengatakan kepada BBC bahwa sejak perang dimulai, mereka telah menghapus lebih dari 100.000 akun karena pelanggaran manipulasi platform dan kebijakan spam, termasuk menangguhkan akun-akun yang terkait dengan tagar #IStandWithRussia dan #IStandWithPutin.
Twitter mengatakan telah menyelidiki dan menangguhkan ratusan akun yang ditermukan oleh penelitian CASM yang dikirim oleh BBC, termasuk 11 dari 12 akun yang secara khusus kami tandai karena menggukana foto profil orang lain.
Namun, tidak ditemukan bukti jejaring luas untuk memperkuat sentimen secara artifisial seputar perang Ukraina.
Baca juga: Orangtua di India Gugat Anaknya Rp 10 Miliar karena Tak Kunjung Dapat Cucu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.