Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gillian Clark Alias Oma Gill, Komentator Badminton Kesayangan Warganet Indonesia

Kompas.com - 13/05/2022, 14:00 WIB
BBC INDONESIA,
Tito Hilmawan Reditya

Tim Redaksi

 KOMPAS.com - Bagi para pecinta bulutangkis di Indonesia, suara komentator Gillian Clark sangat akrab di telinga dan banyak ditunggu.

Frasa-frasa khas yang ia ucapkan menjadi ikonik, viral, dan terpatri di benak para penggemar badminton. Ambil contoh "I don't believe it!", "Unbelievable!", atau "What a rally!".

Tetapi mungkin tidak banyak yang tahu bahwa perempuan yang kerap dijuluki 'Oma Gill' oleh warganet Indonesia ini menghabiskan waktu setidaknya tiga jam untuk riset sebelum menjalankan tugas sebagai komentator.

Ia juga harus membawa sendiri printer kecil untuk mendukung pekerjaannya.

Baca juga: 4 Pemain Badminton China Diskors 3 Bulan karena Tidak Bermain Maksimal

Analisis, data, statistik dan informasi yang ia sampaikan menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman menyenangkan menonton pertandingan bulutangkis di televisi maupun di aplikasi telepon genggam.

Bahkan, nama perempuan Inggris berusia 60 tahun ini sering menjadi tren di media sosial, bersama nama-nama pemain yang sedang turun berlaga.

Seorang penggemar berseloroh "hambar rasanya menonton laga bulutangkis tanpa suara Gillian Clark".

Menjadi komentator sebenarnya bukan jalan yang sengaja dipilih oleh Clark.

"Semata-mata karena keberuntungan," ungkap Clark dalam perbincangan dengan wartawan BBC News Indonesia di Inggris, Mohamad Susilo.

Baca juga: Sejarah Shuttlecock dalam Permainan Badminton

"Saat itu, saya menjabat sebagai presiden federasi pemain dan ada keperluan untuk menjadi komentator. Pihak yang mencari, tahu bahwa saya punya opini dan tidak segan-segan untuk menyuarakan opini itu."

"Kemudian mereka meminta saya untuk menjadi komentator bulutangkis," kata Clark. Dan selebihnya, tentu saja adalah sejarah.

Selama 25 tahun terakhir ia menjadi komentator di turnamen-turnamen badminton kelas dunia.

Membawa printer sendiri

Ia sadar betul bahwa menjadi komentator bukan pekerjaan mudah. Apa yang ia sampaikan saat memandu pertandingan harus informatif dan menambah wawasan bagi para pemirsa.

Karenanya, sebelum bertugas di siang atau petang hari, ia menyempatkan diri selama minimal tiga jam di pagi hari untuk melakukan riset. Kadang, persiapan ini membutuhkan waktu lima jam.

Setelah itu, data dan informasi yang bertebaran dikumpulkan dalam satu format khusus, yang ia gambarkan sebagai "rahasia perusahaan".

Baca juga: Sejarah Sistem Poin Badminton dari 1877-Sekarang

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com