"Anda semua membuat turnamen-turnamen badminton di Indonesia menjadi sangat seru. Tetap beri dukungan ... Anda semua pendukung badminton nomor satu di dunia," katanya.
Chun Keat Yew, pembuat konten bulutangkis di YouTube, mengatakan Gillian Clark sangat layak mendapat julukan 'sang suara badminton'.
"Ia sosok yang bersahabat. Frasa-frasa yang ia pakai sangat khas dan itu menempel di benak para penggemar bulutangkis," kata Yew.
Salah satu keunggulan Clark, kata Yew, adalah fakta bahwa sebelum menjadi komentator, Clark adalah pemain bulutangkis.
"Ia paham taktik dan seperti apa rasanya berada di tengah lapangan. Informasi semacam ini sangat berguna bagi para penonton," kata Yew.
Baca juga: 5 Smash Tercepat di Dunia Badminton, Ada yang Nyaris 500 Km/Jam
"Gillian Clark salah satu komentator yang legendaris. Sejak 1990-an ia sudah menjadi komentator. Ia punya ciri khas yang tak dimiliki oleh komentator-komentator lain. (Kalau bicara) komentator bulutangkis, ya [langsung teringat adalah] Gillian Clark," kata Herry.
Clark berkarier sebagai pemain badminton sebelum menjadi komentator. Bersama Gillian Gilks, ia menyabet medali perunggu ganda putri di Kejuaraan Dunia 1983 di Kopenhagen, Denmark.
Selang 10 tahun kemudian, di Kejuaraan Dunia 1993 di Birmingham, Clark meraih medali perunggu kategori ganda campuran bersama Nick Ponting.
Ia juga turun di Olimpiade 1992 di sektor ganda putri bersama Julie Bradbury. Namun langkahnya terhenti di perempat final oleh pasangan Korea Selatan, Hwang Hye-young dan Chung So-young, yang akhirnya meraih medali emas.
Di turnamen All England, Clark lolos ke final tiga kali. Pada 1985 dalam kategori ganda campuran bersama Thomas Kihlsttom, pada 1990 bersama Gillian Gowers dalam ganda putri, dan pada 1994 bersama Chris Hunt dalam ganda campuran.
Prestasi mengilap ia catat di pesta olahraga negara-negara Persemakmuran, Commonwealth Games, dan di Kejuaraan Eropa.
Di Commonwealth Games antara 1982 hingga 1994, Clark mengumpulkan enam medali emas, tiga perak, dan tiga perunggu.
Di Kejuaraan Eropa, Clark meraih emas pada perhelatan 1982, 1984, 1986, dan 1988.
Jika dihitung, menurut Clark, dia berkarier sebagai pemain badminton selama 15 tahun. Adapun pekerjaan sebagai komentator telah ia jalani selama seperempat abad.
Baca juga: Kunci Sukses Pramudya/Yeremia Juarai Badminton Asia Championship 2022
Dengan pengalaman panjang, tak mengherankan jika ia sering disebut-sebut sebagai salah satu komentator bulutangkis terbaik oleh para penggemar bulutangkis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.