Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenderal Rusia Blak-blakan Ingin Caplok Ukraina, Zelensky: Setelah Ini Rusia Akan Incar Negara Lainnya

Kompas.com - 23/04/2022, 12:30 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky memperingatkan bahwa invasi Rusia ke negaranya hanyalah permulaan.

Dilansir Reuters, Moskwa memiliki rencana untuk taklukkan negara lain.

Ini diucapkan Zelensky setelah seorang jenderal Rusia mengatakan ingin kontrol penuh atas Ukraina selatan.

Baca juga: Usai Kunjungi Putin, Sekjen PBB Akan Temui Zelensky

"Semua bangsa yang seperti kita, percaya pada perjuangan. Mereka harus membantu kita, karena kita adalah barisan pertama. Dan siapa yang akan diincar selanjutnya?" kata Zelensky dalam pidato video Jumat (22/4/2022) malam.

Rustam Minnekayev, wakil komandan distrik militer pusat Rusia, dikutip kantor berita negara Rusia, mengatakan bahwa kontrol penuh atas Ukraina selatan akan memberinya akses ke Transnistria, bagian Moldova yang diduduki Rusia di barat.

Itu akan memotong seluruh garis pantai Ukraina, mendorong ratusan mil ke barat melewati garis saat ini, melewati kota-kota pesisir utama Ukraina, yakni Mykolaiv dan Odesa.

Baca juga: Zelensky: Keunggulan Pasukan Rusia di Ukraina Timur Hanyalah Sementara

Pernyataan itu jadi salah satu yang paling rinci tentang ambisi Moskwa di Ukraina dan menunjukkan Rusia tidak berencana untuk menghentikan serangannya dalam waktu dekat.

Di Twitter, kementerian pertahanan Ukraina mengatakan komentar Minnekayev menunjukkan bahwa Rusia tidak lagi menyembunyikan niatnya.

"Moskwa mengakui bahwa tujuan dari fase kedua perang bukanlah kemenangan atas mitos Nazi, tetapi hanya pendudukan Ukraina timur dan selatan. Imperialisme seperti apa adanya," ujarnya.

Rusia mengatakan sedang melakukan "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi Ukraina dan membebaskan penduduknya dari nasionalis yang berbahaya.

Baca juga: Zelensky Minta Lebih Banyak Bantuan Senjata Berat, Siaga Penuh Hadapi Rusia

Ukraina dan sekutu Baratnya menyebut invasi Rusia pada 24 Februari sebagai perang agresi yang tidak dapat dibenarkan.

Kementerian luar negeri Moldova sebelumnya juga telah memanggil duta besar Rusia pada hari untuk mengungkapkan "keprihatinan mendalam" tentang komentar jenderal tersebut.

"Moldova netral," katanya.

Baca juga: Zelensky Serahkan Dokumen Persyaratan Status Kandidat Anggota Uni Eropa bagi Ukraina

Tapi Moldova bulan lalu mendaftar untuk bergabung dengan Uni Eropa, memetakan arah pro-Barat yang dipercepat oleh invasi Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com