DONBASS, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Senin (18/4/2022) mengatakan, serangan skala besar Rusia di wilayah timur, Donbass, telah dimulai.
“Kami sekarang dapat mengkonfirmasi bahwa pasukan Rusia telah memulai pertempuran untuk Donbass, yang telah mereka persiapkan sejak lama. Sebagian besar tentara Rusia sekarang didedikasikan untuk serangan ini,” katanya di Telegram.
"Tidak peduli berapa banyak tentara Rusia yang dibawa ke sini, kami akan bertarung. Kami akan membela diri," lanjutnya dikutip dari AFP.
Pertempuran meningkat di Ukraina timur setelah Rusia menarik pasukan dari wilayah sekitar ibu kota Kyiv dan memfokuskan kembali upayanya di Donbass yang sebagian dikuasai oleh separatis pro-Moskwa sejak 2014.
Sesaat sebelum pidato Zelensky, gubernur regional wilayah Luhansk Sergiy Gaiday juga mengumumkan awal dari serangan Rusia yang sudah diprediksi.
"Ini neraka. Serangan telah dimulai, yang telah kita bicarakan selama berminggu-minggu. Ada pertempuran terus-menerus di Rubizhne dan Popasna, pertempuran di kota-kota damai lainnya," katanya di Facebook.
Penembakan Rusia menewaskan sedikitnya delapan warga sipil di Ukraina timur pada Senin, menurut pihak berwenang setempat.
Gaiday menambahkan, empat orang tewas ketika mencoba melarikan diri dari kota Kreminna di Luhansk yang direbut pasukan Rusia pada Senin.
"Kreminna sayangnya di bawah kendali para Orc," katanya menggunakan istilah untuk merendahkan pasukan Rusia.
Baca juga:
Namun, penasihat presiden Ukraina Oleksiy Arestovich mengatakan bahwa pasukan Rusia belum menaklukkan Kreminna.
"Pertempuran jalanan yang intens sedang berlangsung di sana," ujarnya seperti dikutip oleh saluran televisi Ukraina 24.
Di wilayah tetangga Donetsk, gubernur regional Pavlo Kyrylenko mengatakan, empat warga sipil lainnya tewas akibat pemboman Rusia.
Serangan besar Rusia di Donbass sudah diprediksi oleh tentara Ukraina selama berminggu-minggu.
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan, dia meluncurkan operasi militer untuk menyelamatkan penduduk berbahasa Rusia di kawasan itu dari genosida yang dilakukan oleh rezim neo-Nazi Kyiv.
Putin mengakui kemerdekaan dua republik separatis yang memproklamirkan diri di Donetsk dan Luhansk tak lama sebelum invasi Rusia ke Ukraina dimulai pada 24 Februari.
Baca juga: Perbedaan Genosida dengan Kejahatan Kemanusiaan dan Kejahatan Perang