Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zelensky Bangga Rakyat Ukraina Sanggup Bertahan Lawan Invasi Rusia

Kompas.com - 16/04/2022, 09:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KYIV, KOMPAS.com - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky lewat unggahan video hariannya mengucapkan terima kasih kepada rakyat Ukraina yang telah mampu bertahan selama 50 hari melawan invasi Rusia ke negara itu.

"Terima kasih kepada Tuhan, angkatan bersenjata Ukraina, dan rakyat kami. Kita telah membela sebagian besar negara kita," kata Zelensky, Kamis (14/4/2022).

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-51 Serangan Rusia ke Ukraina, Moskwa Gunakan Bomber Jarak Jauh, 2.864 Orang Dievakuasi

Zelensky mengatakan bahwa rakyat Ukraina harus bangga telah bertahan selama 50 hari di bawah serangan Rusia ketika Rusia memberi maksimal lima (hari).

"50 hari pertahanan kami adalah sebuah pencapaian. Sebuah pencapaian jutaan orang Ukraina," tambahnya. "Tidak ada yang menyangka bahwa kita akan selamat."

Lebih lanjut, Zelensky mengatakan meski banyak pihak yang menyarankan agar Ukraina menyerah kepada Rusia, tetapi rakyat Ukraina memiliki keberanian dan menjunjung kebebasan untuk hidup dengan cara yang mereka inginkan.

Baca juga: Kapal Perang Moskva Tenggelam, Rusia Balas Hancurkan Pabrik Rudal Ukraina

WHO desak perang di Ukraina dihentikan

Direktur Jenderal Badan Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, invasi Rusia ke Ukraina telah memakan ribuan nyawa, terutama masyarakat sipil dan anak-anak. Ia menambahkan bahwa layanan kesehatan, pasokan makanan, hingga kebutuhan medis juga ikut terganggu.

"Ribuan warga sipil tewas, termasuk anak-anak. Ada 119 serangan yang diverifikasi terhadap perawatan kesehatan. Layanan kesehatan terus sangat terganggu, terutama di bagian timur negara itu," ungkapnya.

Ia pun mendesak Rusia untuk menghentikan aksi kekerasan terhadap Ukraina. "Demi kemanusiaan, saya mendesak Rusia untuk kembali ke meja perundingan dan bekerja mewujudkan perdamaian," tegas Ghebreyesus.

"Sementara itu, koridor kemanusiaan harus dibuat agar pasokan medis, makanan, dan air dapat dikirim dan warga sipil dapat pindah ke tempat yang aman," lanjutnya.

Ghebreyesus mencatat serangan Rusia dilakukan terhadap hampir 120 fasilitas kesehatan di Ukraina. Ia juga mencatat bahwa WHO telah menerima hampir 53 persen dari kebutuhan pendanaannya untuk Ukraina selama tiga bulan pertama.

Baca juga: Dubes Ukraina untuk RI: Sekarang Sudah Perang Dunia III, Dampaknya Terasa


Tenggelamnya Moskva pukulan telak bagi Rusia

Kementerian Pertahanan Rusia pada Kamis malam mengonfirmasi bahwa kapal penjelajah rudal Moskva telah tenggelam ketika berusaha ditarik ke pelabuhan.

Sebelumnya, pasukan Ukraina mengklaim bahwa mereka telah menargetkan kapal dengan serangan rudal. Rusia membantah klaim tersebut dan mengatakan kebakaran terjadi di kapal yang menyebabkan amunisi meledak.

Dalam pernyataan mereka tentang tenggelamnya Moskva, para pejabat Rusia mengatakan bahwa kapal itu tenggelam dalam kondisi rusak parah karena kerusakan lambung yang disebabkan oleh ledakan amunisi selama kebakaran. Seluruh awak kapal berhasil dievakuasi.

Karamnya Moskva merupakan pukulan yang signifikan bagi Angkatan Laut Rusia dan mengurangi kekuatan tempurnya di Laut Hitam.

Sementara itu, juru bicara Pentagon John Kirby mengatakan insiden itu akan berdampak pada kemampuan mereka.

"Ini adalah pukulan besar bagi armada Laut Hitam, ini adalah bagian penting dari upaya mereka untuk mengeksekusi semacam dominasi angkatan laut di Laut Hitam," kata Kirby.

Baca juga: Polemik China-Taiwan dalam Pusaran Konflik Rusia-Ukraina

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com