Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IMF Sebut Dunia Hadapi Krisis Ganda

Kompas.com - 16/04/2022, 07:31 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) menyatakan bahwa dunia saat ini tengah menghadapi momen yang sangat kritis di mana krisis demi krisis terjadi secara bertubi-tubi.

"Kehidupan dan perekonomian kita terpuruk dan ini belum berakhir," kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva dalam 2022 Spring Meetings yang disiarkan secara virtual, Kamis (14/4/2022).

Georgieva mengatakan, penyebaran virus SARS-CoV-2 yang masih terjadi dapat memunculkan varian baru yang mungkin bahkan lebih mematikan.

Baca juga: Akan Bertemu IMF, Sri Lanka Butuh Hingga 4 Miliar Dollar AS untuk Atasi Krisis

Situasi tersebut, menurut dia, dapat semakin mengganggu upaya pemulihan global serta memperlebar kesenjangan di antara negara kaya dan negara miskin.

Ia juga menggambarkan bahwa invasi Rusia ke Ukraina juga berdampak terhadap perekonomian di seluruh dunia, sebagaimana dilansir Antara.

Dampak ekonomi dari perang tersebut menyebar dengan cepat dan jauh sehingga menambah penderitaan bagi orang-orang yang rentan dan miskin.

Selain itu, kata Georgieva, perang tersebut juga menimbulkan tragedi kemanusiaan di Ukraina. Lebih dari 11 juta warga Ukraina telah mengungsi ke negara-negara lain.

Baca juga: IMF: Tak Hanya Rusia, Sanksi Perang di Ukraina Akan Berdampak Parah pada Ekonomi Global

Ratusan juta keluarga, sambungnya, mengalami kesulitan akibat pendapatan yang rendah dan harga pangan serta energi yang tinggi. Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina memperparah situasi tersebut.

Sementara itu, untuk kali pertama dalam beberapa tahun, inflasi yang terjadi akibat disrupsi tersebut juga menjadi ancaman yang semakin nyata bagi negara-negara di seluruh dunia.

"Ini adalah kemunduran yang sangat masif bagi pemulihan global," tutur Georgieva.

Sementara itu, krisis ganda dan kemampuan masing-masing negara dalam mengatasi masalah diperumit oleh risiko lain yang berkembang, misalnya fragmentasi ekonomi dunia menjadi blok geopolitik.

Perubahan yang sangat masif tersebut, menurut dia, menimbulkan dampak yang sangat besar.

Baca juga: IMF Butuh Dukungan G20 Bantu Negara Miskin Hadapi Risiko Utang

Rantai pasokan dalam jaringan produksi juga akan terputus dan perlu dibangun lagi bagi beberapa negara. Sementara, orang-orang miskin akan menanggung beban terberat dari krisis tersebut.

"Fragmentasi tata kelola global ini mungkin merupakan tantangan paling serius bagi kerangka kerja berbasis aturan yang telah mengatur hubungan ekonomi internasional selama lebih dari 75 tahun," ujar Georgieva.

Untuk itu, Georgieva mendorong kerja sama global untuk menghadapi krisis ganda tersebut secara bersama-sama.

"Karena tindakan yang kita ambil sekarang bersama-sama, akan menentukan masa depan kita secara fundamental," papar Georgieva.

Baca juga: IMF: Negara-negara Dunia Perlu Waspada terhadap Inflasi Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com