Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polemik China-Taiwan dalam Pusaran Konflik Rusia-Ukraina

Kompas.com - 15/04/2022, 19:00 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

TAIPEI, KOMPAS.com - China harus "membayar harga" yang lebih mahal untuk mendukung invasi Rusia ke Ukraina.

Ini disampaikan Lindsey Graham, senator senior AS pada Jumat (15/4/2022), selama perjalanan ke Taiwan, di mana anggota parlemen Amerika bersumpah bahwa Washington tidak akan meninggalkan pulau itu, dilansir AFP.

Beijing lantas mengancam "tindakan tegas" delegasi yang dipimpin Lindsey Graham itu, yang tiba di Taipei Kamis (14/4/2022) malam untuk kunjungan dua hari.

Baca juga: Aktivis Taiwan yang Dipenjara di China Akhirnya Dibebaskan

Sejauh ini, China tidak pernah mengendalikan Taiwan yang demokratis, tetapi memandang pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya dan berjanji suatu hari akan merebutnya, dengan paksa jika perlu.

Invasi Rusia baru-baru ini ke Ukraina, dimana Beijing menolak untuk mengutuknya, telah meningkatkan kekhawatiran bahwa suatu hari China mungkin akan menindaklanjuti ancaman untuk mencaplok wilayah itu.

Selama pertemuan dengan Presiden Tsai Ing Wen, Graham mengatakan AS akan "mendukung apa yang kami cintai, kami akan mendukung Anda".

Baca juga: Komentar AS tentang Kemungkinan China Serang Taiwan

"Meninggalkan Taiwan sama dengan mengabaikan demokrasi dan kebebasan. Itu akan memberikan hal terburuk dalam kemanusiaan."

"Kami akan mulai membuat China membayar harga yang lebih tinggi untuk apa yang mereka lakukan di seluruh dunia. Dukungan untuk Putin harus dibayar dengan harga," tambahnya.

Ketika ditanya apakah Washington harus mengirim pasukan untuk membantu mempertahankan Taiwan jika terjadi serangan China, Graham mengatakan "setiap opsi ada di atas meja."

"Kami memiliki militer yang kuat, tidak untuk mengambil properti orang lain, tetapi untuk melindungi kebebasan kami dan kebebasan dunia," katanya.

Baca juga: Khawatir Ancaman China, Taiwan Rilis Buku Panduan Perang untuk Warganya

Seperti kebanyakan negara, AS secara diplomatis mengakui Beijing tetapi juga mempertahankan hubungan de facto dengan Taipei.

AS juga terikat oleh Undang-Undang Kongres untuk memastikan Taiwan dapat mempertahankan pertahanannya.

Penjualan senjata AS dan kunjungan diplomatik ke Taiwan telah meningkat di bawah mantan presiden Donald Trump dan penggantinya Joe Biden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com