KYIV, KOMPAS.com – Seorang crazy rich Ukraina, Rinat Akhmetov telah berjanji untuk membantu membangun kembali Kota Mariupol yang terkepung dan hancur akibat serangan pasukan Rusia.
Kota Mariupol telah menjadi tempat yang dekat dengan hati salah satu orang terkaya di Ukraina itu.
Di sana, Akhmetov memiliki dua pabrik baja besar yang dia yakini akan sekali lagi bersaing secara global.
Baca juga: Rusia Klaim Telah Menyingkirkan Seluruh Pasukan Ukraina di Wilayah Perkotaan Mariupol
Dia telah melihat kerajaan bisnisnya hancur oleh delapan tahun pertempuran yang terjadi di Ukraina timur.
Tetapi Akhmetov tetap yakin bahwa apa yang dia sebut sebaai "prajurit pemberani Ukriana" dapat mempertahankan Kota Mariupol yang belakangan telah menerima pengeboman intens selama tujuh minggu.
Untuk saat ini, perusahaan Metinvest miliknya, pembuat baja terbesar di Ukraina, telah mengumumkan tidak dapat memberikan kontrak pasokannya.
Sementara Grup SCM keuangan dan industri milik Akhmetov telah memenuhi kewajiban utangnya, produsen listrik swastanya DTEK telah mengoptimalkan pembayaran utang dalam kesepakatan dengan kreditur.
"Mariupol adalah tragedi global dan contoh global kepahlawanan. Bagi saya, Mariupol telah dan akan selalu menjadi kota Ukraina," kata Akhmetov dalam jawaban tertulis atas pertanyaan dari Reuters.
Baca juga: Rusia Klaim Telah Menyingkirkan Seluruh Pasukan Ukraina di Wilayah Perkotaan Mariupol
"Saya percaya bahwa tentara pemberani kami akan mempertahankan kota, meskipun saya mengerti betapa sulit dan susahnya bagi mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa dirinya setiap hari berhubungan dengan manajer Metinvest yang menjalankan pabrik Azovstal dan Illich Iron and Steel Works di Mariupol.
Pada Jumat (15/4/2022), Metinvest mengatakan tidak akan pernah beroperasi di bawah pendudukan Rusia dan bahwa pengepungan Mariupol telah melumpuhkan lebih dari sepertiga kapasitas produksi metalurgi Ukraina.
Akhmetov memuji"gairah dan profesionalisme Presiden Volodymyr Zelensky selama perang, tampaknya memperlancar hubungan setelah pemimpin Ukraina tahun lalu mengatakan komplotan yang berharap untuk menggulingkan pemerintahnya mencoba melibatkan pengusaha itu.
Akhmetov saat itu menyebut tuduhan tersebut sebagai "kebohongan mutlak".
"Dan perang tentu bukan saatnya untuk berselisih. Kami akan membangun kembali seluruh Ukraina," ungkapnya.
Dia mengaku telah kembali ke Ukraina sejak 23 Februari dan masih berada di negara tersebut sejak saat itu.
Baca juga: Zelensky Ancam Akhiri Negosiasi dengan Rusia jika Pasukan Terakhir di Mariupol Disingkirkan
Akhmetov tidak mengatakan di mana tepatnya dirinya berada.