Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Klaim Telah Menyingkirkan Seluruh Pasukan Ukraina di Wilayah Perkotaan Mariupol

Kompas.com - 17/04/2022, 07:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber BBC,Reuters

MOSKWA, KOMPAS.com - Kementerian Pertahanan Rusia pada Sabtu (16/4/2022), mengumumkan telah membersihkan seluruh wilayah perkotaan Mariupol dari pasukan Ukraina.

Mereka mengatakan tinggal beberapa pejuang Ukraina saja yang tersisa di pabrik baja Azovstal, tempat bentrokan berulang.

Dalam sebuah posting online, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pada 16 April, pasukan Ukraina di kota pelabuhan yang terkepung itu telah kehilangan lebih dari 4.000 orang, lapor kantor berita pemerintah Rusia RIA.

Baca juga: Zelensky Ancam Akhiri Negosiasi dengan Rusia jika Pasukan Terakhir di Mariupol Disingkirkan

Pasukan Rusia seperti diketahui telah berusaha selama beberapa minggu untuk merebut pelabuhan Kota Mariupol, yang terletak di Laut Azov, perairan di timur laut Laut Hitam.

"Seluruh wilayah perkotaan Mariupol telah sepenuhnya dibersihkan. Sisa-sisa kelompok Ukraina saat ini sepenuhnya diblokade di wilayah pabrik metalurgi Azovstal," kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Rusia telah menawarkan untuk menyelamatkan nyawa tentara Ukraina yang bertempur di Kota Mariupol, tetapi hanya jika mereka mau meletakkan senjata pada Minggu (17/3/2022).

"Satu-satunya kesempatan mereka untuk menyelamatkan hidup mereka adalah dengan sukarela meletakkan senjata mereka dan menyerah," tambah pernyataan Kementerian, dilansir dari Reuters.

Pemerintah Rusia mengatakan tentara Ukraina dan "tentara bayaran asing" yang masih bertempur di Mariupol, yang menurut Rusia hampir dikuasai, dapat meletakkan senjata mereka antara pukul 06.00 dan 13.00 waktu Moskwa (03.00-10.00 GMT), dan keamanan mereka akan terjamin.

Baca juga: Rusia: Lebih dari 1.000 Tentara Ukraina Menyerah di Mariupol

"Mereka yang melakukannya akan diperlakukan sesuai dengan konvensi Jenewa tentang tawanan perang," kata Pemerintah Rusia, dikutip dari BBC.

Pernyataan itu tidak mengatakan apa yang akan terjadi pada tentara mana pun yang menolak untuk berhenti berperang dan mengatakan tawaran itu dibuat berdasarkan "prinsip-prinsip yang murni manusiawi".

Pernyataan Pemerintah Rusia itu mengatakan pasukan Moskwa akan "terus menyiarkan" rincian tawaran tersebut kepada tentara Ukraina yang masih berada di Azovstal setiap 30 menit sepanjang malam.

Rusia juga mendorong pasukan Ukraina untuk tidak menunggu izin untuk menyerah dari Kyiv, tetapi untuk membuat keputusan sendiri.

Kementerian Pertahanan Rusia sebelumnya juga pernah mengatakan bahwa 1.464 prajurit Ukraina di Kota Mariupol telah menyerah sejauh ini.

Moskwa mengatakan jumlah total dari apa yang disebutnya sebagai "kerugian yang tidak dapat diperbaiki" yang diderita oleh Ukraina berjumlah 23.367 orang.

Tetapi, Rusia tidak memberikan bukti apa pun dan tidak mengatakan apakah ini hanya termasuk mereka yang telah meninggal atau juga yang terluka.

Baca juga: Terkepung Rusia, Warga Kota Mariupol Mulai Saling Serang untuk Dapatkan Makanan dan Bensin

Terkait kondisi pasukan di Mariupol, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah mengeluarkan ultimatum bahwa menyingkirkan pejuang Ukraina di kota pelabuhan selatan Mariupol akan mengakhiri pembicaraan dengan Rusia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com