Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Lingkaran Kekerasan di Kompleks Masjid Al Aqsa dari Masa ke Masa

Kompas.com - 17/04/2022, 00:19 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SETIDAKNYA 150 orang terluka menurut data hingga Sabtu (16/4/2022) malam WIB, dari bentrokan di kawasan Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Israel, yang terjadi pada Jumat (15/4/2022) waktu setempat. Lingkaran kekerasan di tanah Palestina dan kompleks Masjid Al Aqsa masih berlanjut. 

Polisi Israel menyatakan bahwa puluhan orang mengenakan topeng berbaris ke kawasan Al Aqsa dan menyulut kembang api pada Jumat. Lalu, masih kata polisi, orang-orang mulai melemparkan kerikil ke arah Tembok Barat, dikenal juga sebagai Tembok Ratapan, di kompleks yang sama yang menjadi tempat berdoa paling suci orang Yahudi.

Saksi mata mengatakan orang-orang Palestina melemparkan kerikil ke arah pasukan Israel yang dibalas dengan tembakan peluru berlapis karet dan granat kejut. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 153 orang dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya dirawat di tempat kejadian. Polisi Israel mengatakan setidaknya tiga petugas terluka.

Baca juga: Indonesia Kecam Aksi Kekerasan Pasukan Israel terhadap Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa

Seperti dikutip AFP, Klub Tahanan Palestina menyebutkan bahwa ada sekitar 400 orang ditangkap dari insiden pertama selama Ramadhan 2022 di kompleks masjid tersebut.

Bentrokan terjadi setelah tiga pekan kekerasan yang mematikan di kawasan pendudukan Tepi Barat, saat festival Paskah Yahudi (Passover) dan Paskah Kristen (Easter) berbarengan waktu dengan Ramadhan umat Islam.

Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan kerusuhan pada Jumat ini sebagai insiden yang tidak dapat diterima.

“Irisan waktu Passover, Ramadhan, dan Easter adalah simbol dari kesamaan yang kita miliki. Kita tidak boleh membiarkan siapa pun mengubah hari-hari suci ini menjadi platform untuk kebencian, hasutan, dan kekerasan,” ujar Lapid, seperti dikutip AFP.

Tim medis mengevakuasi seorang pria Palestina yang terluka dalam bentrok di masjid Al Aqsa antara pedemo Palestina dan pasukan Israel di Yerusalem, Jumat (15/4/2022).AP PHOTO/ARIEL SCHALIT Tim medis mengevakuasi seorang pria Palestina yang terluka dalam bentrok di masjid Al Aqsa antara pedemo Palestina dan pasukan Israel di Yerusalem, Jumat (15/4/2022).

Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland mendesak otoritas berwenang di kedua belah pihak untuk segera meredakan situasi dan mencegah provokasi lebih lanjut oleh aktor radikal.

Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Liga Arab serentak menyuarakan keprihatinan mereka. Washington pada Jumat mengatakan sangat prihatin dengan peristiwa di Yerusalem.

"Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri (dan) menghindari tindakan dan retorika provokatif," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.

Baca juga: Pemerintah Diminta Ajak Masyarakat Dunia Jadikan Masjid Al Aqsa di Bawah Perlindungan Internasional

Serangan di dalam masjid

Polisi mengatakan massa telah melemparkan kerikil ke arah Tembok Barat. Saat kekerasan meningkat, polisi terpaksa memasuki pekarangan sekitar masjid meskipun mereka mengklaim tidak memasuki masjid.

Namun, Imam Masjid Al-Aqsa Omar al-Kiswani mengatakan kepada AFP bahwa serangan polisi dilakukan di dalam masjid Al-Aqsa.

"Lebih dari 80 orang muda di dalam masjid suci mengungsi," kata Omar. "(Padahal), Masjid Al Aqsa adalah garis merah," lanjut dia, merujuk garis merah sebagai lokasi yang tidak diperbolehkan ada kekuatan bersenjata memasukinya.

Sebelum Ramadhan, Israel dan Yordania meningkatkan pembicaraan dalam upaya untuk menghindari terulangnya kekerasan pada tahun lalu. Yordania adalah penjaga kompleks masjid ini, sementara Israel menjadi otoritas yang mengontrol akses ke kawasan masjid.

Sementara itu, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan tidak ada tempat bagi penjajah dan pelaku pendudukan di Yerusalem, merujuk ke Israel.

Baca juga: Israel Serang Al-Aqsa: Masuki Masjid, Tembak dan Lukai Puluhan Orang

Halaman:

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com