SETIDAKNYA 150 orang terluka menurut data hingga Sabtu (16/4/2022) malam WIB, dari bentrokan di kawasan Masjid Al Aqsa, Yerusalem, Israel, yang terjadi pada Jumat (15/4/2022) waktu setempat. Lingkaran kekerasan di tanah Palestina dan kompleks Masjid Al Aqsa masih berlanjut.
Polisi Israel menyatakan bahwa puluhan orang mengenakan topeng berbaris ke kawasan Al Aqsa dan menyulut kembang api pada Jumat. Lalu, masih kata polisi, orang-orang mulai melemparkan kerikil ke arah Tembok Barat, dikenal juga sebagai Tembok Ratapan, di kompleks yang sama yang menjadi tempat berdoa paling suci orang Yahudi.
Saksi mata mengatakan orang-orang Palestina melemparkan kerikil ke arah pasukan Israel yang dibalas dengan tembakan peluru berlapis karet dan granat kejut. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan 153 orang dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya dirawat di tempat kejadian. Polisi Israel mengatakan setidaknya tiga petugas terluka.
Baca juga: Indonesia Kecam Aksi Kekerasan Pasukan Israel terhadap Warga Palestina di Masjid Al-Aqsa
Seperti dikutip AFP, Klub Tahanan Palestina menyebutkan bahwa ada sekitar 400 orang ditangkap dari insiden pertama selama Ramadhan 2022 di kompleks masjid tersebut.
Bentrokan terjadi setelah tiga pekan kekerasan yang mematikan di kawasan pendudukan Tepi Barat, saat festival Paskah Yahudi (Passover) dan Paskah Kristen (Easter) berbarengan waktu dengan Ramadhan umat Islam.
Menteri Luar Negeri Israel Yair Lapid mengatakan kerusuhan pada Jumat ini sebagai insiden yang tidak dapat diterima.
“Irisan waktu Passover, Ramadhan, dan Easter adalah simbol dari kesamaan yang kita miliki. Kita tidak boleh membiarkan siapa pun mengubah hari-hari suci ini menjadi platform untuk kebencian, hasutan, dan kekerasan,” ujar Lapid, seperti dikutip AFP.
Utusan perdamaian Timur Tengah PBB Tor Wennesland mendesak otoritas berwenang di kedua belah pihak untuk segera meredakan situasi dan mencegah provokasi lebih lanjut oleh aktor radikal.
Amerika Serikat, Uni Eropa, dan Liga Arab serentak menyuarakan keprihatinan mereka. Washington pada Jumat mengatakan sangat prihatin dengan peristiwa di Yerusalem.
"Kami menyerukan semua pihak untuk menahan diri (dan) menghindari tindakan dan retorika provokatif," kata juru bicara Departemen Luar Negeri Ned Price dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
Baca juga: Pemerintah Diminta Ajak Masyarakat Dunia Jadikan Masjid Al Aqsa di Bawah Perlindungan Internasional
Polisi mengatakan massa telah melemparkan kerikil ke arah Tembok Barat. Saat kekerasan meningkat, polisi terpaksa memasuki pekarangan sekitar masjid meskipun mereka mengklaim tidak memasuki masjid.
Namun, Imam Masjid Al-Aqsa Omar al-Kiswani mengatakan kepada AFP bahwa serangan polisi dilakukan di dalam masjid Al-Aqsa.
"Lebih dari 80 orang muda di dalam masjid suci mengungsi," kata Omar. "(Padahal), Masjid Al Aqsa adalah garis merah," lanjut dia, merujuk garis merah sebagai lokasi yang tidak diperbolehkan ada kekuatan bersenjata memasukinya.
Sebelum Ramadhan, Israel dan Yordania meningkatkan pembicaraan dalam upaya untuk menghindari terulangnya kekerasan pada tahun lalu. Yordania adalah penjaga kompleks masjid ini, sementara Israel menjadi otoritas yang mengontrol akses ke kawasan masjid.
Sementara itu, pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, mengatakan tidak ada tempat bagi penjajah dan pelaku pendudukan di Yerusalem, merujuk ke Israel.
Baca juga: Israel Serang Al-Aqsa: Masuki Masjid, Tembak dan Lukai Puluhan Orang