Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Crazy Rich Ukraina Siap Bangun Kembali Kota Mariupol yang Hancur karena Rusia

Kompas.com - 17/04/2022, 08:45 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

Sumber Reuters

KYIV, KOMPAS.com – Seorang crazy rich Ukraina, Rinat Akhmetov telah berjanji untuk membantu membangun kembali Kota Mariupol yang terkepung dan hancur akibat serangan pasukan Rusia.

Kota Mariupol telah menjadi tempat yang dekat dengan hati salah satu orang terkaya di Ukraina itu.

Di sana, Akhmetov memiliki dua pabrik baja besar yang dia yakini akan sekali lagi bersaing secara global.

Baca juga: Rusia Klaim Telah Menyingkirkan Seluruh Pasukan Ukraina di Wilayah Perkotaan Mariupol

Dia telah melihat kerajaan bisnisnya hancur oleh delapan tahun pertempuran yang terjadi di Ukraina timur.

Tetapi Akhmetov tetap yakin bahwa apa yang dia sebut sebaai "prajurit pemberani Ukriana" dapat mempertahankan Kota Mariupol yang belakangan telah menerima pengeboman intens selama tujuh minggu.

Untuk saat ini, perusahaan Metinvest miliknya, pembuat baja terbesar di Ukraina, telah mengumumkan tidak dapat memberikan kontrak pasokannya.

Sementara Grup SCM keuangan dan industri milik Akhmetov telah memenuhi kewajiban utangnya, produsen listrik swastanya DTEK telah mengoptimalkan pembayaran utang dalam kesepakatan dengan kreditur.

"Mariupol adalah tragedi global dan contoh global kepahlawanan. Bagi saya, Mariupol telah dan akan selalu menjadi kota Ukraina," kata Akhmetov dalam jawaban tertulis atas pertanyaan dari Reuters.

Baca juga: Rusia Klaim Telah Menyingkirkan Seluruh Pasukan Ukraina di Wilayah Perkotaan Mariupol

"Saya percaya bahwa tentara pemberani kami akan mempertahankan kota, meskipun saya mengerti betapa sulit dan susahnya bagi mereka," katanya, seraya menambahkan bahwa dirinya setiap hari berhubungan dengan manajer Metinvest yang menjalankan pabrik Azovstal dan Illich Iron and Steel Works di Mariupol.

Pada Jumat (15/4/2022), Metinvest mengatakan tidak akan pernah beroperasi di bawah pendudukan Rusia dan bahwa pengepungan Mariupol telah melumpuhkan lebih dari sepertiga kapasitas produksi metalurgi Ukraina.

Akhmetov memuji"gairah dan profesionalisme Presiden Volodymyr Zelensky selama perang, tampaknya memperlancar hubungan setelah pemimpin Ukraina tahun lalu mengatakan komplotan yang berharap untuk menggulingkan pemerintahnya mencoba melibatkan pengusaha itu.

Akhmetov saat itu menyebut tuduhan tersebut sebagai "kebohongan mutlak".

"Dan perang tentu bukan saatnya untuk berselisih. Kami akan membangun kembali seluruh Ukraina," ungkapnya.

Dia mengaku telah kembali ke Ukraina sejak 23 Februari dan masih berada di negara tersebut sejak saat itu.

Baca juga: Zelensky Ancam Akhiri Negosiasi dengan Rusia jika Pasukan Terakhir di Mariupol Disingkirkan

Akhmetov tidak mengatakan di mana tepatnya dirinya berada.

Tetapi, dia berada di Mariupol pada 16 Februari, hari di mana beberapa badan intelijen barat memperkirakan invasi akan dimulai.

"Saya berbicara dengan orang-orang di jalanan, saya bertemu dengan pekerja. Ambisi saya adalah kembali ke Mariupol Ukraina dan menerapkan rencana (produksi baru) kami sehingga baja yang diproduksi Mariupol dapat bersaing di pasar global seperti sebelumnya," ungkap Akhmetov.

Rusia menginvasi pada 24 Februari ketika Presiden Vladimir Putin mengumumkan "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi dan "denazifikasi" negara itu.

Kyiv dan sekutu Baratnya menolak itu sebagai dalih palsu untuk serangan yang tidak beralasan.

Akhmetov telah melihat kerajaan bisnisnya menyusut sejak 2014, ketika Rusia mencaplok semenanjung Laut Hitam Krimea dan dua wilayah timur Ukraina -Donetsk dan Luhansk- memproklamasikan kemerdekaan dari Kyiv.

Menurut majalah Forbes, kekayaan bersih Akhmetov pada 2013 mencapai 15,4 miliar dollar AS. Saat ini mencapai 3,9 miliar dollar AS.

Baca juga: Zelensky Peringatkan Potensi Serangan Nuklir oleh Rusia

"Bagi kami, perang pecah pada 2014. Kami kehilangan semua aset kami baik di Crimea dan di wilayah Donbads yang diduduki sementara. Kami kehilangan bisnis kami, tetapi itu membuat kami semakin tangguh dan kuat," katanya.

"Saya yakin bahwa, sebagai bisnis swasta terbesar di negara itu, SCM akan memainkan peran kunci dalam rekonstruksi pasca-perang Ukraina," ujar Akhmetov.

"Kami pasti akan membutuhkan program rekonstruksi internasional yang belum pernah terjadi sebelumnya, Rencana Marshall untuk Ukraina," jelas dia, mengacu pada proyek bantuan AS yang membantu membangun kembali Eropa Barat setelah Perang Dunia Kedua.

"Saya percaya bahwa kita semua akan membangun kembali Ukraina yang bebas, Eropa, demokratis, dan sukses setelah kemenangan kita dalam perang ini," beber Akhmetov.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com