Suami korban dimakamkan di taman oleh tetangganya. Polisi kini telah menggali jenazahnya untuk diperiksa. Mereka berencana membawa kasus ini ke pengadilan internasional.
Ombudsman Ukraina untuk hak asasi manusia Lyudmyla Denisova mengatakan mereka mendokumentasikan beberapa kasus seperti itu.
"Sekitar 25 anak perempuan dan perempuan berusia 14 hingga 24 tahun diperkosa secara sistematis selama pendudukan di ruang bawah tanah suatu rumah di Bucha. Sembilan dari mereka hamil," katanya.
"Tentara Rusia mengatakan kepada para korban bahwa mereka akan diperkosa ke titik di mana mereka tidak menginginkan kontak seksual dengan pria mana pun, untuk mencegah mereka memiliki anak-anak Ukraina."
Baca juga: Mengakhiri Perang Rusia Vs Ukraina
Dia mengatakan mereka menerima beberapa panggilan telepon di saluran bantuan dukungan - dan juga mendapatkan informasi melalui aplikasi Telegram.
"Seorang perempuan 25 tahun menelepon untuk memberitahu kami bahwa saudara perempuannya yang berusia 16 tahun diperkosa di jalanan, di depannya. Dia mengatakan mereka berteriak 'Ini akan terjadi pada setiap pelacur Nazi' saat mereka memperkosa saudara perempuannya," kata Denisova.
Kami bertanya apakah mungkin untuk menilai skala kejahatan seksual yang dilakukan oleh pasukan Rusia selama masa pendudukan.
"Tidak mungkin untuk saat ini karena tidak semua orang mau memberi tahu kami apa yang terjadi pada mereka. Mayoritas dari mereka saat ini meminta dukungan psikologis, jadi kami tidak dapat mencatat itu sebagai kejahatan kecuali mereka memberikan kesaksian kepada kami," kata Denisova.
Dia mengatakan Ukraina ingin pengadilan khusus yang dibentuk oleh PBB untuk mengadili Vladimir Putin secara pribadi atas tuduhan kejahatan perang termasuk pemerkosaan.
"Saya ingin bertanya kepada Putin, mengapa ini terjadi?" kata Anna, perempuan yang memberi tahu kami bahwa dia diperkosa. "Saya tidak mengerti. Kita tidak hidup di Zaman Batu, mengapa dia tidak bisa berunding? Mengapa dia menginvasi dan membunuh?"
Baca juga: Kalau Eropa Berhenti Membeli, Ke Mana Rusia Menjual Gasnya?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.