Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inggris Selidiki Klaim Penggunaan Senjata Kimia oleh Rusia di Ukraina

Kompas.com - 12/04/2022, 11:05 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Inggris sedang mencoba untuk memverifikasi laporan bahwa Rusia telah menggunakan senjata kimia dalam serangan di Kota Mariupol, Ukraina yang terkepung.

Para pejabat Barat sebelumnya telah menyatakan keprihatinan bahwa Rusia dapat menggunakan tindakan yang lebih ekstrem, termasuk senjata kimia.

“Ada laporan bahwa pasukan Rusia mungkin telah menggunakan bahan kimia dalam serangan terhadap orang-orang Mariupol. Kami bekerja segera dengan mitra untuk memverifikasi detailnya,” tulis Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss di Twitter.

Baca juga: Biden Buka Suara soal Peluang Perang Dunia 3 dan Senjata Kimia Rusia di Ukraina

"Setiap penggunaan senjata semacam itu akan menjadi eskalasi yang tidak berperasaan dalam konflik ini dan kami akan meminta pertanggungjawaban Putin dan rezimnya," kata, dilansir dari AFP.

Anggota Parlemen Ukraina Ivanna Klympush mengatakan Rusia telah menggunakan "zat yang tidak diketahui" di Mariupol dan orang-orang menderita gagal napas.

"Kemungkinan besar senjata kimia!" tweet dia.

Di aplikasi perpesanan Telegram, seorang ajudan Wali Kota Mariupol menulis bahwa serangan kimia saat ini belum dikonfirmasi.

"Kami menunggu informasi resmi dari militer," tulis Petro Andryushchenko.

Sebelumnya pada Senin, batalyon Azov Ukraina mengeklaim sebuah pesawat tak berawak Rusia telah menjatuhkan "zat beracun" pada pasukan dan warga sipil di Mariupol.

Pasukan itu juga mengeklaim bahwa orang-orang itu mengalami gagal napas dan masalah neurologis.

Baca juga: Presiden Polandia: Penggunaan Senjata Kimia oleh Rusia Akan Mengubah Segalanya

"Tiga orang memiliki tanda-tanda yang jelas keracunan oleh bahan kimia perang, tetapi tanpa konsekuensi bencana," kata pemimpin batalyon Andrei Biletsky kemudian dalam pesan video di saluran Telegramnya sendiri.

Dia menuduh Rusia menggunakan senjata kimia selama serangan di pabrik metalurgi Azovstal yang besar di kota itu.

AFP tidak dapat memverifikasi klaim tersebut.

Sebuah pelabuhan strategis yang terletak di sepanjang Laut Azov, Mariupol telah dikepung selama berminggu-minggu dan pasukan Ukraina memperingatkan akan segera jatuh.

Sekretaris Pers Pentagon AS John Kirby mengatakan pada Senin malam, bahwa Washington mengetahui laporan serangan kimia di kota strategis itu, tetapi tidak dapat mengonfirmasinya.

"Laporan-laporan ini, jika benar, sangat memprihatinkan dan mencerminkan kekhawatiran yang kami miliki tentang potensi Rusia untuk menggunakan berbagai agen pengendalian kerusuhan, termasuk gas air mata yang dicampur dengan bahan kimia, di Ukraina," ungkap dia.

Pejabat senior separatis Donetsk Eduard Basurin pada Senin, telah berbicara tentang kemungkinan penggunaan senjata kimia di kota pelabuhan selatan.

Baca juga: Sekjen NATO: Rusia Mungkin Gunakan Senjata Kimia

Basurin mengatakan pasukan Rusia yang mengepung Kota Mariupol bisa beralih ke pasukan kimia yang akan menemukan cara untuk "menghisap tikus keluar dari lubang mereka", lapor berita Rusia RIA.

Rusia sendiri telah membantah melakukan kejahatan perang selama operasi militernya di Ukraina.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com