Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Meninggal Usai Capai Puncak Himalaya, Sakit di Ketinggian 7.400 Meter

Kompas.com - 12/04/2022, 19:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KATHMANDU, KOMPAS.com - Antonios Sykaris pendaki asal Yunani meninggal setelah mencapai salah satu puncak di Pegunungan Himalaya, Selasa (12/4/2022).

Sykaris meninggal di Gunung Dhaulagiri Nepal yang terjal, kata penyelenggara ekspedisi.

Ini adalah kematian pertama yang tercatat pada periode pendakian musim semi Himalaya yang sibuk tahun ini.

Baca juga: Pesawat Perang Dunia II yang Hilang Misterius pada 1945 Ditemukan di Pedalaman Himalaya

Kematian Antonios Sykaris terjadi sehari setelah mengunggah momen di Instagram yang mengumumkan, dia berhasil mencapai puncak tertinggi ketujuh di dunia.

Pria berusia 59 tahun itu sakit saat turun, ujar pemandu gunung Mingma Sherpa dari Seven Summit Treks kepada AFP.

"Dia meninggal di ketinggian 7.400 meter. Kami sedang berbicara dengan keluarganya," kata Sherpa.

Sykaris adalah pendaki berpengalaman yang telah mendaki lima gunung lain yang lebih tinggi dari 8.000 meter, menurut situs webnya.

Puncak Dhaulagiri setinggi 8.170 meter (26.800 kaki) kali pertama didaki pada 1960 oleh tim Swiss-Austria, dan sejak itu telah didaki oleh ratusan orang.

Baca juga: Tradisi 1 Istri Banyak Suami di Himalaya, Dipicu Faktor Ekonomi dan Lahan

Periode pendakian musim semi dimulai setiap April ketika suhu hangat dan angin biasanya tenang.

Ratusan petualang mengunjungi Nepal setiap tahun, yang memiliki delapan puncak tertinggi di dunia.

Nepal baru membuka kembali pendakian tahun lalu setelah pandemi menutup sektor tersebut pada 2020.

Namun, dengan surutnya kasus virus corona, operator ekspedisi di Nepal memperkirakan akan terjadi musim pendakian yang lebih sibuk tahun ini.

Pemerintah Nepal telah mengeluarkan izin bagi 530 pendaki gunung untuk musim ini termasuk 204 untuk Everest, puncak tertinggi di dunia.

Baca juga: Misteri Machhapuchhare, Puncak Perawan Himalaya yang Tak Boleh Didaki

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com