Kali ini Reuters mengungkapkan hal tersebut ketika membuat daftar negara mana saja yang masih membeli minyak mentah dari Rusia, dalam artikel berjudul "Factbox: Who is still buying Russian crude oil".
Lewat artikel tersebut, ditegaskan lagi bahwa PT Pertamina dari Indonesia sedang mempertimbangkan untuk membeli minyak mentah dari Rusia karena mencari minyak untuk kilang yang baru dirubah.
Artikel itu mulanya mengungkap bahwa Australia, Inggris, Kanada, dan Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan larangan langsung atas pembelian minyak Rusia setelah invasi Moskwa ke Ukraina, tetapi Uni Eropa tetap terpecah.
Sejauh ini, 27 anggota Uni Eropa tidak dapat menyepakati embargo, dengan peringatan Jerman terhadap langkah-langkah tergesa-gesa yang dapat mendorong ekonomi ke dalam resesi, dan, beberapa negara, seperti Hongaria, menentang larangan apa pun.
Jerman, bagaimanapun, telah mengurangi ketergantungannya pada impor minyak Rusia, dan bertujuan untuk menghapusnya sepenuhnya pada akhir tahun ini, kata para pejabat.
Banyak pembeli di Eropa telah menghindari minyak mentah Rusia secara sukarela untuk menghindari kerusakan reputasi atau kemungkinan kesulitan hukum.
Sementara itu, India dan China, yang menolak mengutuk tindakan Rusia, terus membeli minyak mentah Rusia.
Baca juga: Putin: Negara-negara yang Tidak Bersahabat Harus Bayar Gas Rusia Pakai Rubel
Terpikat oleh diskon tajam menyusul sanksi Barat terhadap entitas Rusia, India dikatakan telah membeli setidaknya 13 juta barel minyak mentah Rusia sejak negara itu menginvasi Ukraina pada akhir Februari.
Setelah memberikan gambaran itu, Reuters baru memperlihatkan negara mana saja yang masih membeli minyak mentah dari Rusia.
Selain Pertamina dari Indonesia, Reuters juga menyebut beberapa perusahaan dari negara lain yang masuk ke daftar itu.
Misalnya, Neftochim Burgas, sebuah kilang di Bulgaria yang dimiliki oleh Lukoil Rusia (LKOH.MM). Minyak mentah Rusia disebut menyumbang sekitar 60 persen dari asupan minyak mentah di Neftochim Burgas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.