Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Keinginan Putin dari Ukraina untuk Mengakhiri Perang

Kompas.com - 01/04/2022, 09:29 WIB
BBC News Indonesia,
Irawan Sapto Adhi

Tim Redaksi

MOSKWA, KOMPAS.com - Delegasi Rusia dan Ukraina telah mengadakan pembicaraan tatap muka di Istanbul, Turki, untuk membahas perang antara kedua negara belum lama ini.

Kedua pihak sebelumnya telah mengumumkan beberapa posisi mereka kepada publik.

Ukraina mengatakan akan mempertimbangkan permintaan Moskwa mengenai netralitas, tetapi tidak akan berkompromi terkait wilayah.

Baca juga: Ukraina Terkini: Rusia Akhirnya Akan Buka Koridor Kemanusiaan di Mariupol Hari Ini

Rusia menyerukan "de-nazifikasi" dan "demiliterisasi" Ukraina, tanpa mengklarifikasi arti sebenarnya dari tuntutan tersebut.

Setelah lima pekan pengeboman, ribuan kematian di kota-kota yang hancur, dan perpindahan lebih dari 10 juta orang di Ukraina dan sekitarnya, apa yang diinginkan Presiden Rusia Vladimir Putin guna mengakhiri perang di Ukraina?

Berikut adalah ringkasan dari apa yang mungkin diminta pihak Rusia dalam negosiasi:

1. Ukraina 'Netral'

Rusia telah lama menuntut agar Ukraina tetap "netral" sehubungan dengan perluasan aliansi militer Barat, NATO.

Faktanya, beberapa analis meyakini hal ini merupakan "alasan utama" invasi Rusia ke Ukraina, kata Pascal Lottaz, ahli tentang netralitas di Waseda Institute for Advanced Study di Jepang.

Rusia kemungkinan akan meminta Ukraina menuliskan ke dalam konstitusinya sebuah janji supaya tidak pernah bergabung dengan NATO dan menandatangani perjanjian bilateral dengan Rusia guna memperkuat posisi ini, kata Lottaz.

Baca juga: 4 Syarat yang Diminta Rusia dari Ukraina jika Ingin Invasi Dihentikan Segera

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, telah mengindikasikan bahwa dia siap membahas tentang netralitas, walau kurang jelas apa artinya ini tentang kemungkinan Ukraina bergabung dengan Uni Eropa (UE) di masa depan.

Menjadi anggota UE berarti akan ada jaminan keamanan bersama, dan tidak jelas bagaimana Ukraina dan Rusia memandang situasi seperti itu.

2. 'Demiliterisasi'

Ini adalah poin lain yang bakal mencuat dalam perundingan, yaitu Ukraina melakukan demiliterisasi, tanpa NATO atau mitra Eropanya.

Apabila ini dipaksakan kepada Ukraina, akan membuat mereka sangat rentan terhadap kemungkinan invasi Rusia.

Namun Lottaz yakin poin terpenting dari tuntutan ini bukanlah membubarkan Ukraina, tetapi memastikan negara itu tidak memiliki senjata ofensif atau nuklir yang dapat mengancam keamanan Rusia - terutama senjata NATO.

Baca juga: Rangkuman Hari Ke-36 Serangan Rusia ke Ukraina, Dukungan ke Putin Naik, Donbass Memanas

Salah satu preseden yang berpotensi terulang dalam kasus Ukraina, adalah ketika AS menuntut Jepang meninjau ulang kekuatan pertahanannya usai Perang Dunia Kedua.

Semenjak itulah Jepang secara konstitusional dilarang menggunakan perang sebagai sarana untuk menyelesaikan perselisihan internasional.

Sebagai gantinya, Jepang dan AS menandatangani perjanjian bilateral dan Jepang menjadi tergantung kepada AS untuk keamanannya.

Lottaz yakin tuntutan Rusia tidak akan sejauh itu, dan kemungkinan berfokus menghilangkan kemampuan ofensif yang mungkin dimiliki Ukraina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com