Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa China Menganggap Barat Disalahkan atas Perang Rusia di Ukraina?

Kompas.com - 23/03/2022, 20:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Editor

Perang Dingin 2.0

Ungkapan "Perang Dingin 2.0" digunakan untuk merujuk pada meningkatnya ketegangan antara Washington dan Beijing, tetapi juga antara Uni Eropa dan China.

Pada Maret 2019, Komisi Uni Eropa secara resmi menyatakan China sebagai "saingan sistemik."

Baca juga: Arti Penting Mariupol bagi Ukraina dan Rusia

Dari perspektif China, terminologi itu mentransfer pemikiran usang dari abad ke-20 ke abad ke-21. Beijing cenderung melihat Washington, mitra internasionalnya, dan NATO secara sepihak mencari konfrontasi dengan China dan juga dengan Rusia.

Ilmuwan politik Michal Lubina dari Universitas Jagiellonian di Krakow, yang telah meneliti hubungan Rusia-China selama bertahun-tahun, mengatakan kepada DW bahwa dunia sedang bergerak menuju Perang Dingin baru, dengan China sebagai musuh utama Barat.

"Tentu saja, strategi Indo-Pasifik adalah semacam penahanan baru China," katanya, seraya menambahkan bahwa Beijing tidak sepenuhnya salah jika berpikir bahwa Barat sedang mengatur strategi untuk melawan kekuatan China.

'Mentalitas Perang Dingin' China dan Rusia

Akan tetapi Lubina menekankan bahwa baik China maupun Rusia bukanlah dermawan tanpa pamrih, yang dicegah untuk "berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, dan pembangunan dunia," seperti yang dikatakan Wang Yi.

Menurutnya, bukan mentalitas Perang Dingin atau pola pikir kuno abad ke-20 yang memicu perang agresi di Ukraina, melainkan semata-mata keputusan pemerintah Rusia.

"Tidak ada ancaman apa pun dari Ukraina," kata Lubina.

Baca juga: China Sebut Rusia adalah Anggota G20 yang Penting dan Tak Bisa Diusir oleh Negara Lain

Analis mengatakan pembicaraan China tentang mentalitas Perang Dingin dan pembenaran Rusia bahwa tindakannya dimaksudkan untuk mempertahankan diri dari NATO adalah munafik.

Rusia dan China dinilai sama-sama berpikir dan bertindak dalam kategori Perang Dingin.

"Mereka percaya bahwa negara-negara kecil dan menengah tidak memiliki agenda," kata Lubina.

"Saya bahkan akan mengatakan bahwa, jika Rusia menganggap serius Ukraina, tidak akan ada perang. Karena dengan begitu mereka juga akan menganggap serius tentara Ukraina," tambahnya.

Fakta bahwa Taiwan memiliki gagasannya sendiri tentang masa depannya juga tidak dapat diterima oleh China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari negaranya.

Baca juga: China dan Arab Saudi, Dua Sekutu Baru?

Perilaku China disebut memperjelas bahwa kepemimpinan di Beijing melihat dunia dalam lingkup pengaruh, di mana beberapa negara besar sendiri yang memutuskan bagaimana dunia diatur.

Pada awal 2010, Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi mengatakan kepada negara-negara Asia Tenggara: "China adalah negara besar. Negara-negara lain kecil. Begitulah faktanya." Yang menyiratkan bahwa negara-negara Asia Tenggara harus tunduk pada klaim kepemimpinan China, sepenuhnya dalam tradisi Perang Dingin.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com